GridHEALTH.id - Ditengah isu penyebaran virus corona yang mengkhawatirkan, produsen jamu dan obat tradisional lain di tanah air justru mendapatkan hikmahnya.
Dimana berbagai produk jamu yang mereka jual laku keras, bahkan tak jarang produsen harus menaikan harga karena tingginya permintaan.
Fenomena ini terjadi lantaran khasiat jamu sendiri yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh seseorang.
Diketahui virus corona ini sangat rentan menyerang pada mereka yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
Seperti dikutip dari WebMD, Direktur Divisi Penyakit Menular di Universitas Alabama, AS, Jeanne Marrazzo, mengatakan orang yang daya tahan tubuhnya rendah sangat rentan terinfeksi virus corona.
Bahkan bisa memicu komplikasi jika orang tersebut memiliki penyakit tertentu.
“Orang yang memiliki gangguan jantung, diabetes, atau penyakit paru seperti COPD juga paling rentan mengalami komplikasi dan kematian akibat infeksi Covid-19,” kata Jeanne.
Baca Juga: Jadi Penangkal Virus Corona, Ini Resep Jamu Ala Presiden Jokowi
Ia membandingkan Covid-19 dengan virus pneumonia, yang cenderung memberi dampak paling buruk pada orang yang kekebalan tubuhnya sudah rendah.
Alhasil masyarakat pun mulai berbondong-bondong membeli jamu di pasaran untuk menangkal virus corona.
Namun melihat kondisi ini sebaiknya masyrakat harus berhati-hati, pasalnya belakangan polisi berhasil membongkar produsen jamu yang berbahan dasar air hujan dan zat kimia lainnya.
Dilansir dari Kompas.com (7/3/2020), Polisi akhirnya menangkap Shodiq (62) pelaku sekaligus produsen jamu tradisional ilegal dengan merek Jamu Pegel Linu Tiga Daun di Lamongan Jawa Timur.
Jamu Pegel Linu Tiga Daun itu dipasarkan dalam botol bekas minuman berenergi ukuran 150 mililiter di Lamongan hingga Gresik.
Baca Juga: Hand Sanitizer Malah Picu Komplikasi bagi Penderita Diabetes Meski Dinilai Bisa Cegah Virus Corona
Shodiq mengatakan air yang digunakan untuk membuat jamu berasal dari air hujan.
Ia kemudian mencampurnya dengan temulawak, mengkudu kering, serta gerusan beberapa obat. Setelah itu ia memasaknya di drum sambil diaduk.
Ia lalu mendiamkan campuran tersebut selama sepekan sebelum dikemas di dalam botol.
Baca Juga: Setelah Olahraga Crossfit Tubuh Butuh Istirahat Selama 48 Jam
Jamu tersebut ia jual Rp 5.000 per botol. Shodiq mengaku mengedarkan sendiri jamu buatannya hingga ke Gresik.
"Juga dicampur gerusan obat etikal. Tapi yang kita persoalkan adalah, tidak adanya izin. Sementara soal bahaya mengonsumsi jamu ini, biar dari Dinas Kesehatan yang menjelaskan," kata Harun saat rilis di rumah Shodiq, Kamis (5/3/2020).
Padahal menurut salah satu pegawai Dinas Kesehatan Lamongan Luky Liza Fais, jamu tradisional tidak boleh mengandung obat-obatan etikal.
"Kalau diminum memang bisa menghilangkan nyeri atau mungkin badannya jadi enak, tapi itu karena efek dari penggunaan obat tambahan, bukan dari bahan alami jamu tersebut. Itu yang bahaya, karena obat-obatan ini ada dosisnya," jelas Luky.
Selain itu Luky juga menyebut jika pembuatan jamu tersbeut tidak sesuai standar dan tidak layak untuk kesehatan.
Baca Juga: Bunuh Bocah 5 tahun Akibat Hobi Nonton Film Horor, Ternyata Ini Dampaknya Pada Psikologi Anak
"Tetap harus ada peraturan standar, untuk menjamin mutu dan kualitasnya. Selain itu, yang juga harus diperhatikan adalah segi kebersihan pada saat pengolahan. Karena ketika pembuatan tidak sesuai standar, tentu tidak layak untuk kesehatan," kata Luky.
Melihat kejadian tersebut, adabaiknya kita juga berhati-hati dalam membeli suatu produk termasuk jamu tradisional ini.
Pastikan segala sesuatu yang dibeli sudah memiliki izin edaar dari BPOM.(*)
#berantasstunting
Source | : | Kompas.com,WebMD |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar