"Ingin saya sampaikan rapid test ini tidak untuk mendiagnosis, tapi untuk melihat sudah ada antibodi.
"Nah, diingat lagi antibodi ini terbentuk kalau ada gejala. Kalau orang tidak bergejala diperiksa rapid test (hasilnya) negatif.
"Kalau seseorang dalam masa inkubasi, diperiksa rapid test serology yang antibodi ini belum ter-detect, jadi seolah-olah negatif," ungkap dr. Erlina Burhan.
Tak hanya itu, Erlina pun mengkhawatiran jika masyarakat awam ikut membeli alat tersebut malah akan memunculkan kembali acara perkumpulan.
"Nah nanti masyarakat kadung (terlanjur) bahagia, gembira bahwa dia negatif (Covid-19), lalu bikin lagi keramaian, bikin pesta lagi, jalan-jalan lagi.
"Padahal mungkin dalam masa inkubasi. Nanti suatu masa bergejala lagi, menularkan pada yang lain, jadi tidak ada habis-habisnya," terangnya.
Source | : | YouTube,FDA,genome.gov |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar