GridHealth.id - Dalam upaya mengurangi penyebaran virus corona (Covid-19), Pemerintah Kota Tegal melakukan penerapan lokal lockdown di sejumlah titik.
"ini nanti ada 49 titik yang akan kita tutup menggunakan MBC beton" kata Dedy Yon Supriyono, wali kota Tegal, seperti dikutip dari KompasTV (27/03/20).
Baca Juga: Dokter di Surabaya Mengaku Tertular Virus Corona Dari Batuk Pasien yang Tak Mengenakan Masker
Blokade lokal lockdown ini akan dilakukan dengan merintangi jalan menggunakan beton jenis movable concrete barrier (MBC). Penutupan jalan dilakukan terhadap ruas penghubung antarkampung yang berbatasan dengan kabupaten/kota lain.
Menurut pemaparan Dedy Yon Supriyono, penerapan lokal lockdown berlaku bagi warga yang hendak keluar maupun masuk Kota Tegal, sedangkan apabila ada warga yang hendak 'melewati' Kota Tegal tetap dipersilahkan.
"ini hanya di kota saja untuk jalur Provinsi seperti biasa bisa melewati Kota Tegal, begitu pula untuk jalur nasional ini bisa melewati kota Tegal. Akan tetapi untuk kota Tegal sendiri ini warganya tidak bisa keluar masuk kota Tegal." kata Dedy Yon Supriyono..
Pemberlakuan lokal lockdown ini merupakan langkah berani karena bertentangan dengan kebijakan nasional.
Namun, pemerintah Kota Tegal melakukannya bukan tanpa sebab, melainkan untuk mencegah warganya terinfeksi virus corona (Covid-19).
Hal ini juga bermula setelah pasien dalam pengawasan (PDP) yang dirawat di ruang isolasi RSUD Kardinah Tegal dinyatakan positif covid-19.
Baca Juga: Hidrasi Sehat dan Jaga Jarak Fisik, Tekan Laju Pandemi Covid-19
"yang tadinya siaga kini menjadi zona merah, karena di Kota Tegal ada pasien 34 tahun asal Slerok, Kota Tegal ini sudah positif ya positif Covid-19. Ia datang dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab." tuturnya.
Rencananya, penerapan lokal lockdown ini akan berlangsung selama empat bulan terhitung mulai tanggal 30 Maret hingga 30 Juli 2020 mendatang.
Baca Juga: 738 Kematian Dalam Semalam, Spanyol Ubah Arena di Madrid Jadi Kamar Mayat
Seperti diketahui, sampai saat ini penerapan lockdown telah dilakukan oleh 19 negara, yaitu China, Italia, Polandia, El Salvador, Irlandia, Spanyol, Denmark, Filipina: Manila dan Pulau Luzon, Lebanon, Prancis, Belgia, Selandia Baru, Malaysia, sejumlah negara bagian Amerika Serikat, Ruwanda, sejumlah wilayah di Thailand, Inggris, India, dan Afrika Selatan.
Meski berbagai negara telah menerapkan lockdown untuk memutus rantai penyebaran virus corona (Covid-19), tetapi World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa semua itu tidak cukup untuk mengakhiri pandemi Covid-19.
Menurut WHO, negara-negara tidak bisa hanya menerapkan kebijakan penutupan wilayah untuk mengakhiri pandemi Covid-19 tanpa diikuti oleh intervensi kesehatan untuk mencegah bangkitnya infeksi pasca-penutupan wilayah.
Baca Juga: Lidah Bisa Mendeteksi Apakah Kita Terinfeksi Virus Corona atau Tidak
”Kita perlu fokus menemukan mereka yang sakit, mereka yang terinfeksi virus korona baru dan mengisolasi mereka, melacak riwayat kontaknya, dan mengisolasi mereka,” kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, dalam wawancara dalam siaran Andrew Marr Show BBC, Minggu (22/3/2020).
”Bahayanya sekarang jika penutupan... apabila tidak disertai intervensi kesehatan yang kuat, ketika kebijakan pembatasan mobilitas dan penutupan dicabut, penyakitnya akan muncul kembali.” tambah Mike Ryan.
Baca Juga: Pengakuan Pengusaha Properti Terkait Tes Covid-19 yang Dituding Pakai Fasilitas Pemerintah
Oleh karenanya, jika kita ingin mengurangi penyebaran Covid-19, bukan sekadar melakukan lockdown, tetapi juga melakukan pemeriksaan bagi orang yang diduga terinfeksi.
Menurut Ryan, contoh di China, Singapura, dan Korea Selatan yang memberlakukan pembatasan ketat yang disertai dengan pemeriksaan semua orang yang terduga menjadi model bagi Eropa yang kini jadi episenter pandemi.
Baca Juga: Studi di London: Indonesia Hanya Laporkan 2% Kasus Positif Virus Corona, Benarkah?
”Begitu kita menekan penyebarannya, kita harus mengejar virusnya. Kita harus melawan langsung virusnya,” ujar Ryan.(*)
#berantasstuntung #hadapicorona
Source | : | WHO,Kompas TV |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar