GridHEALTH.id – Hingga berita ini diturunkan, Indonesia masih dirundung duka karena pandemi Covid-19.
Selain membuat resah karena cepatnya penularan. Juga banyak korban meninggal setelah terinfeksi virus corona ini.
Korban tidak hanya dari kalangan masayarakat awam. Tapi juga dari kalangan tenaga kesehatan.
Dokter hingga perawat tak luput menjadi korban keganasan Covid-19.
Baca Juga: FightCovid-19, Aplikasi Gratis Ciptaan Anak Bangsa yang Sanggup Melacak Covid-19
Kini banyak pihak yang khawatir karena ulah sebagian warga kota Jakarta yang memilih mudik ke kampung halaman.
Padahal dirinya tahu Jabodetabek adalah zona merah. Walau tanpa gejala tapi bisa jadi dia pembawa virus, sehingga bisa menularkannya ke oranglain di kampung halaman.
Nah, saat banyak pihak sedang dipusingkan oleh hal itu, tak terkecuali di daerah sebagai tempat tujuan banyak warga Jakarta mudik, tetiba saja dikagetkan dengan kemunculan ribuan cacing dari dalam tanah di kota Solo, Jawa Tengah.
Kota asal Jokowi, sontak geger dengan makhluk melata yang naik ke permukaan tanah itu.
Banyak spekulasi dan pendapat mengenai fenomena tersebut.
Belum juga usai fenomena cacing, tetiba saja awak berita kembali dibuat kaget dengan munculnya ubur-ubur yang jumlahnya tak terkira.
Sampai-sampai menutupi permukaan sungai.
Baca Juga: Nol Kasus Covid-19 dalam 5 Hari Terakhir di Vietnam, Ini yang Dilakukan Pemerintahnya
Baca Juga: Lesi Merah dan Rasa Gatal di Kaki, Gejala Baru Positif Virus Corona
Fenomena kemunculan ubur-ubur itu di perairan Pelabuhan Tanjung Tembaga dan pelabuhan perikanan pantai di Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur.
Sontak fenomena langka ini menjadi perhatian warga sekitar.
Neli warga sekitar Pelabuhan Tanjung Tembaga mengatakan, munculnya ubur-ubur tersebut menjadi hiburan tersendiri bagi warga sekitar.
Meski kemunculan ubur-ubur itu dianggap fenomena yang lumrah terjadi setiap tahun, namun tak sedikit warga yang tetap penasaran ingin menyaksikan.
“Bagi kami ini hiburan. Tapi, warga yang biasanya mandi di laut baik untuk terapi maupun untuk berlibur, harus menundanya karena ubur-ubur ini bikin gatal tubuh,” kata Neli kepada Kompas.com, Senin (20/4/2020).
Baca Juga: Softex Indonesia Donasikan Pembalut untuk Tenaga Medis Pejuang Covid-19 di RSD Covid-19 Wisma Atlet
Munculnya banyak ubur-ubur di kawasan tersebut, diketahui sudah terjadi sejak sepekan terakhir.
Meski demikian, warga atau pemerintah daerah setempat biasanya membiarkan, karena ubur-ubur itu biasanya akan hilang dengan sendirinya.
Salah seorang nelayan, Saifudin mengaku munculnya ubur-ubur itu sempat mengganggu aktivitas nelayan.
Pasalnya, keberadaan ubur-ubur dalam jumlah yang tidak terhitung itu tak jarang menyangkut baling-baling kapal nelayan.
Baca Juga: Softex Indonesia Donasikan Pembalut untuk Tenaga Medis Pejuang Covid-19 di RSD Covid-19 Wisma Atlet
Arti dari Fenomena Munculnya Cacing
Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan isu kemunculan cacing yang dikaitkan dengan akan terjadinya gempa bumi bukan tanpa dasar.
"Sebab, sejumlah gempa merusak di dunia, di antaranya juga diawali dengan gejala alamiah yakni kemunculan cacing tanah secara massal," ujar Daryono dalam siaran pers, Minggu (19/4/2020).
Daryono menjelaskan di Taiwan, kemunculan cacing tanah dilaporkan pada 10 hari menjelang terjadinya gempa Chi Chi pada tahun 1999.
Gempa bumi Haicheng di China pada tahun 1975 juga ditemukan fenomena yang sama, tiga hari sebelum peristiwa gempa itu terjadi.
Daryono menjelaskan menurut Grant dan Conlan, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang terjadinya gempa bumi terkait dengan adanya anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah.
Baca Juga: Ridwan Kamil Umumkan Dana Pemotongan Gaji PNS Jabar untuk Covid-19 Sebesar Rp4 M
Kendati demikian, kata Daryono, berdasarkan laporan mengenai kemunculan cacing yang terjadi di berbagai tempat di dunia menjelang gempa besar, ternyata selalu didukung dengan data perilaku gejala alam lainnya.
"Gejala alam yang tak lazim seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di dalam kolam," sambung Daryono.
Selain perilaku aneh binatang menjelang gempa bumi, para ilmuwan juga menandai adanya perubahan prekursor gempa.
Prekursor dapat berupa anomali permukaan tanah, elevasi muka air tanah dan emisi radon, yakni unsur radioaktif yang terjadi secara bersamaan.
"Dalam hal ini, munculnya cacing di beberapa tempat di Jawa Tengah saat ini belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadinya gempa," jelas Daryono.
Sebab, fenomena cacing tanah di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung oleh adanya bukti-bukti alamiah lain dan anomali prekursor gempa bumi.
Pakar Lingkungan Hidup dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prabang Setyono mengatakan, munculnya cacing dari dalam tanah dengan jumlah banyak itu diduga karena fenomena alam.
"Cacing itu habitatnya diagregat-agregat tanah. Sehingga bisa jadi yang pertama di situ kelembabnya telah terjadi perubahan drastis. Biasanya tanah itu berubah dari penghujan ke kemarau. Biasa begitu," ujar dia.
Baca Juga: Akibat Komplikasi Virus Corona, Seorang Aktor Harus Amputasi Kaki
"Di dalam biasanya panas kelembabannya jelas berkurang. Biasanya cacing mesti keluar mencari perlindungan," katanya menambahkan.
Kemunculan cacing dari dalam tanah ini tidak hanya terjadi di Solo, tapi juga terjadi di beberapa daerah.
Menurutnya, tahun lalu keluarnya cacing dari dalam tanah tak semerata tahun ini.
Sepertinya tahun ini ada sedikit anomali. Mungkin ada dinamika suhu tanah dari dalam.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena Munculnya Ubur-ubur di Probolinggo, Jumlahnya Tak Terhitung dan Jadi Hiburan Warga"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar