GridHEALTH.id - Meskipun vaksin masih jauh dari rencana untuk diluncurkan, namun Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto sudah mengatakan warga yang masuk garda terdepan dan yang tidak mampu secara ekonomi akan dibayarkan vaksinnya oleh pemerintah.
“Mereka yang di garda terdepan dan peserta Penerima Bantuan Iuran alias PBI dalam BPJS Kesehatan akan ditanggung biaya vaksinnya oleh Pemerintah," kata Terawan dalam keterangan tertulis yang dikutip dari Kompas.com (12/10/2020).
Hal itu dia sampaikan saat bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan, Duta Besar RI Djauhari Oratmangun dan Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir bertemu dengan pimpinan perusahaan produsen vaksin Covid-19: Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac.
Pertemuan ini bertujuan untuk memfinalisasi pembelian vaksin Covid-19 yang telah dijajaki oleh Menteri BUMN dan Menteri Luar Negeri dan dalam konteks persiapan eksekusi vaksinasi, transfer teknologi, dan penjajakan regional production di Indonesia.
Dalam pertemuan itu, Terawan juga mengajak Cansino, G42/Sinopharm, dan Sinovac untuk melakukan kerjasama transfer teknologi dengan Bio Farma dan kerja sama riset termsuk uji klinis dengan lembaga penelitian medis yang ada di Indonesia.
Bio Farma merupakan salah satu dari sekitar 29 produsen vaksin / 22 negara di dunia yang telah memperoleh Prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia (PQ WHO) sehingga dipercaya dapat memenuhi kebutuhan vaksin di lebih dari 150 negara.
Baca Juga: Pemeriksaan Suhu Tubuh Sebelum Memasuki Ruangan, Benarkah Bisa Mengurangi Risiko Penularan Covid-19?
Sinovac, Sinopharm, Cansino sangat antusias mengembangkan kerja sama dengan perusahaan dan lembaga penelitian medis Indonesia terutama setelah mendapatkan informasi bahwa Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi yang juga merupakan Anggota Dewan Negara Cina.
Wang Yi telah mengusulkan dan memberikan lampu hijau agar perusahaan Cina berkolaborasi dengan perusahaan Indonesia untuk menjadikan Indonesia sebagai manufacturing hub untuk vaksin di Asia Tenggara.
“Cina bersedia bekerja sama dengan Indonesia dalam penelitian, produksi dan distribusi vaksin, serta mendukung pertukaran antar lembaga penelitian medis terkait untuk membantu memastikan akses ke vaksin yang terjangkau di seluruh kawasan dan di seluruh dunia,” kata Menlu Cina, Wang Yi.
Baca Juga: Keguguran Tanpa Pendarahan Bisa Terjadi, Banyak Ibu Hamil Tidak Menyadari
Baca Juga: Memilih Botol Susu Untuk Si Kecil, Botol Kaca atau Botol Plastik?
Menko Luhut ikut menyampaikan harapannya. "Saya ingin lebih banyak kerja sama antar rumah sakit, pertukaran dokter dan tenaga kesehatan, kolaborasi riset dan teknologi antara kedua negara," ujar Luhut. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Gridhealth |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar