GridHEALTH.id - China masih diyakini menjadi tempat pertama munculnya virus corona (Covid-19).
Namun kejelasan mengenai Covid-19 yang merupakan buatan manusia atau bukan masih menjadi tanda tanya besar.
Beberapa waktu lalu sejumlah pihak termasuk dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun diterjunkan untuk menyelidiki kebenaran Covid-19.
Namun baru-baru ini New York Times melaporkan bahwa upaya investigasi WHO untuk menyelidiki asal-usul virus corona kian rumit setelah diblokir China.
Dillansir Yahoo Finance, virus corona diketahui pertama kali dilaporkan berasal dari pasar hewan di Wuhan, China.
Baca Juga: Wuhannya Indonesia Kini Bebas Covid-19, Ini Cara Pemerintahan Risma Tekan Kasus Corona di Surabaya
Baca Juga: Ini yang Baiknya Dilakukan Jika Kesusupan Serpihan Benda Tajam di Kulit, Dicungkil Bisa Infeksi
Namun banyak pengamat telah mempertanyakan kisah asal-usul virus ini.
Di antara masalah lainnya, hewan induk spesies kelelawar tidak dijual di pasar hewan tertentu, dan kota Wuhan adalah rumah bagi laboratorium virologi tempat mempelajari virus corona.
Menurut dokumen internal dan wawancara oleh New York Times, meski penyelidikan tentang asal-usul virus corona dapat membantu mencegah pandemi di masa depan, China tidak mengizinkan WHO untuk melakukan penyelidikan independen atas masalah tersebut.
Baca Juga: Diare Berlangsung Lebih dari 3 Minggu, Waspadai Tanda Diabetes Tipe 2
Dokumen menunjukkan bahwa penelitian terhadap pasien pertama virus corona dan wabah di pasar hewan akan ditangani oleh para ilmuwan China, bersama personel WHO yang diatur untuk "menambah, bukan menduplikasi" penelitian itu.
Para pejabat WHO juga mengeluh secara pribadi bahwa China belum memberi mereka akses penuh ke materi yang relevan dengan penyelidikan, meski secara terbuka memuji tanggapan China terhadap pandemi.
Baca Juga: Studi : Wanita yang Masih Haid Cenderung Terlindung dari Serangan Jantung
“Hal itu benar-benar ditutupi,” jelas Lawrence O. Gostin, seorang profesor hukum kesehatan global di Universitas Georgetown, mengatakan kepada New York Times mengenai penyelidikan badan tersebut.
“Tapi jawabannya adalah, itulah yang terbaik yang bisa mereka negosiasikan dengan Xi Jinping.”
Baca Juga: Siap-siap, Warga Jakarta yang Baru Pulang Liburan Akan Didata dan Jalani Tes Covid-19!
Sementara itu, pandemi virus corona kini telah menginfeksi setidaknya 47 juta lebih orang diseluruh dunia.
Berdasarkan data terbaru dari worldometers, tercatat hingga Selasa, (3/11/2020) ada sebanyak 47,313,092 kasus positif Covid-19 yang terkonfirmasi.
Dari jumlah tersebut 1,211,006 orang dinyatakan meninggal dunia, 34,026,573 orang dinyatakan sembuh dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.(*)
Baca Juga: Sudah Sembuh, Berapa Lama Tubuh Kebal Terhadap Infeksi Berulang Covid-19? Ini Jawabannya
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kontan.co.id,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar