Nunung mengatakan, para penjual di Lebak membuat kemasan madu berupa botol ukuran 450 mililiter, dan dibuat seakan madu tersebut asli dari Banten.
Nunung menuturkan, dalam sehari MS dapat memproduksi madu palsu sebanyak 1 ton yang dikemas ke dalam jeriken berkapasitas 30 liter.
"Per jeriken dijual dengan harga Rp 660.000. Oleh para pelaku di wilayah Lebak, madu ini dikemas lagi menjadi bentuk botol, bisa djual Rp 150 sampai Rp200.000," ujar Nunung.
Berdasarkan pengakuan MS, madu palsu yang disebut khas Banten itu sudah dijual ke seluruh wilayah di Pulau Jawa.
Baca Juga: Digemari Sebagian Warga Indonesia, Sayuran Mentah Ternyata Bisa Sebabkan Masalah Kehamilan
Selain di sepanjang jalan daerah Lebak, madu tersebut juga dijual secara online.
Pembelinya tidak hanya dari Jakarta dan Banten, tetapi juga dari wilayah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, bahkan ke luar Pulau Jawa.
Keuntungan Rp 8 miliar MS sudah memproduksi madu sejak satu tahun terakhir di Kembangan, Jakarta Barat.
Menurut penghitungan polisi, MS diperkirakan sudah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 8 miliar selama satu tahun.
"Kalau kita kalkulasi penghitungan antara modal sampai dengan hasil, pelaku MS ini dalam satu tahun dapat meraup keuntungan Rp 8 miliar dari jualan madu saja," kata Nunung.
Source | : | Kompas.com,NDTV Food |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar