GridHEALTH.id - Aktivitas digital kini menjadi cara terbaik, terhemat, dan teraman selama masa pandemi Covid-19.
Aktivitas yang dimaksud bisa terjadi pada banyak sektor dan lini kehidupan.
Baca Juga: Virus Corona Dapat Menyerang Otak Secara Langsung Lewat Hidung
Salah satunya adalah akses kesehatan.
Dengan teknologi digital kita bisa mendapatkan informasi kesehatan di gadget, kita bisa menghadirkan rumah sakit di gadget, bahkan kita bisa mendapatkan pelayanan dokter di ruang praktek, kini cukup di gadget.
Baca Juga: Bayi Kedinginan Bisa Sebabkan Hipotermia, Ini Cara Mencek Suhu Tubuh
Tak terkecuali mendapatkan obat, kita sudah bisa menebus resep obat di gadget.
Nah, semua itu bisa dilakukan dengan digital medicine.
Tak terkecuali pelayanan poliklinik dan dokter di ruang praktik.
Sekedar untuk konsultasi kini bisa diakses dengan telemedicine.
Karenanya, telemedicine bisa menjadi jawaban untuk kemudahan mengakses pelayanan kesehatan di tengah pandemi Covid-19 seperti sekarang ini.
Sebab telemedicine memungkinkan pasien berkonsultasi dengan dokter secara privat, tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Baca Juga: Tanpa Gejala, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah jadi Menteri Keempat Positif Covid-19
Konsultasi tersebut akan membantu pasien mendapatkan informasi mengenai diagnosis, perawatan, atau penanganan pertama pada penyakit maupun kasus cedera, hingga tips dalam meningkatkan kesehatan tubuh.
Sebenarnya penggunaan teknologi telemedicine sudah dilakukan sejak lama di banyak negara di dunia.
Hanya saja, di Indonesia teknologi ini baru mulai umum digunakan sejak beberapa waktu belakangan ini.
Asal tahu saja, organisasi kesehatan dunia World Health Organization (WHO), telah memiliki divisi khusus yang berkaitan dengan bidang kesehatan digital.
Baca Juga: Nenek 101 Tahun Ini Bisa Lolos Dari Maut Setelah 3 Kali Terinfeksi Covid-19
Menurut WHO, telemedicine bertujuan sebagai pendukung perawatan secara klinis serta dapat menjadi solusi dari masalah jarak dan geografis, karena pasien dan dokter tidak perlu ada di satu tempat yang sama secara bersamaan
Di Indonesia sendiri, penggunaan telemedicine dianggap bisa mengatasi sejumlah tantangan dalam pemerataan akses kesehatan, seperti persebaran tenaga kesehatan yang belum merata, masalah geografis, dan masih kurangnya fasilitas kesehatan di beberapa area tertentu.
Baca Juga: Dianggap Higienis, Ibu Hamil Dilarang Mencukur Rambut Kemaluan saat Masuk Trimester Ketiga
Contoh penggunaan telemedicine yang tengah marak berlangsung di Indonesia adalah fitur chat langsung dengan dokter yang bisa dilakukan melalui aplikasi.
Dengan fitur tersebut, pengguna bisa dengan bebas berdiskusi langsung dengan dokter, kapanpun dan di mana pun berada.
Baca Juga: Mulai Sekarang Hentikan Kebiasaan Bermain Ponsel Saat BAB, Risikonya Terkena Ambeien!
Lalu bagaimana dengan pelayanan kesehatan reproduktif dan pelayanan keluarga berencana, bisakah melalui telemedicine?
Di Indonesia sendiri telemedicine bisa dilakukan oleh rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas untuk menyediakan jasa telemedicine melalui sebuah platform digital dengan memiliki ijin dari kementerian kesehatan sebagai Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes).
Baca Juga: Minum Air Rebusan Seledri Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Begini Cara Membuatnya
Sebagaimana peraturan Kementerian Kesehatan menerbitkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 20 Tahun 2019, sebagai upaya untuk mewujudkan pelayanan telemedicine yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif serta mengutamakan kepentingan serta keselamatan pasien.
Pelayanan telemedicine dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki surat izin praktik di fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) penyelenggara yang terdiri atas pelayanan teleradiologi, tele elektrokardiografi, tele ultrasonografi, telekonsultasi klinis, dan pelayanan konsultasi telemedicine lainnya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Baca Juga: Ibu Hamil Positif Covid-19 Masih Bisa Melahirkan Normal, Ini Catatan Dokter Kandungan
Untuk dipahami, telemedicine ini pun dilakukan untuk program KB.
Berkonsultasi via layanan kesehatan secara online dapat membantu pasangan dalam pengambilan keputusan untuk menunda berapa lama akan menunda kehamilan, atau mengatur jarak usia anak dengan memanfaatkan program KB, termasuk sampai dengan memilih alat kontrasepsi.
Baca Juga: Sudah Cek Denyut Jantung Hari Ini? Berikut Manfaat dan Caranya yang Paling Simpel
Dengan mengonsultasikannya dengan dokter atau tenaga kesehatan, aseptor akan banyak mendapatkan informasi seputar alat kontrasepsi, baik fungsi maupun efek samping yang akan terjadi pada tubuh, sehingga pada akhirnya bisa menentukan alat kontrasepsi yang tepat untuk kita.
Di tengah pandemi seperti sekarang, penggunaan pil KB sangat direkomendasikan dibandingkan penggunaan alat kontrasepsi spiral dan implan yang membutuhkan tindakan dokter dengan memasukan alat pada tubuh.
Baca Juga: Masih Banyak Mitos Beredar Seputar Pil KB, Bagaimana Faktanya?
Selain itu, kitapun setidaknya memerlukan beberapa kali kunjungan dalam satu tahun.
Hal ini tentunya membuat kita akan sering bersentuhan langsung tenaga medis ini dan sangat rentan tertular dari paparan virus corona.
Sementara itu, penggunaan pil KB relatif aman dan penggunaanya pun cukup mudah.
Disamping hanya perlu dikonsumsi rutin, pil KB juga memiliki kelebihan yang cukup unggul dibanding kontrasepsi lainnya.
Menurut laman web kesehatan SingleCare, pil KB terbukti 99 persen ampuh untuk mencegah kehamilan, begitupun dengan risiko infeksi pada tubuh yang cenderung lebih rendah.
Memilih pil KB juga dianggap lebih murah, mengingat biaya pemasangan IUD dan implan tetap memerlukan kontrol rutin yang tak sedikit biayanya.
Sehingga pil KB lebih direkomendasikan guna mencegah kehamilan dan lebih aman bagi kesehatan serta terhindar dari virus corona.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar