Melihat kejadian ini tentu sangat disayangkan, apalagi jika alat rapid test antigen yang digunakan benar-benar bekas tentu skrining yang dilakukan untuk mendeteksi Covid-19 menjadi tidak efektif.
Sebab alat yang digunakan bisa saja sudah tidak berfungsi dengan baik dan justru berpotensi membuat penyebaran Covid-19 menjadi tidak terkontrol.
Apalagi alat tes Covid-19 yang normal sekalipun, baik itu rapid test antigen dan Swab PCR memiliki risiko false negatif.
Baca Juga: Hasil Rapid Test Antigen Negatif Bukan Jaminan Aman dari Covid-19, Begini Baiknya
Hal itu seperti informasi yang dibagikan dilaman fda.gov (4/1/2021) berjudul "Risk of False Results with the Curative SARS-Cov-2 Test for COVID-19: FDA Safety Communication".
Dalam informasi tersebut disebutkan bahwa ada 2 risiko false negatif yang paling utama, diantaranya adalah:
- Pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan, karena terjadi false negatif, pengobatan mereka jadi tertunda sehingga berisiko menyebabkan infeksi semakin parah.
- Akibat false negatif, tracing kontak pada pasien juga ikut terlambat yang menyebabkan virus corona bisa menyebar semakin luas.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Fda.gov,Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar