Karena pada pasien jantung sudah terdapat abnormalitas struktur dan fungsi/kekuatan jantung.
Tanpa infeksi saja, kemampuan fisik pasien sudah menurun, ditandai dengan gejala nyeri dada dan sesak nafas.
Jantung yang tidak sehat tidak bisa mencukupi kebutuhan metabolik normal sehari-hari.
Dalam keadaan infeksi Covid-19, demam menyebabkan metabolisme meningkat, kebutuhan oksigen bertambah, batuk dan produksi lendir saluran nafas membuat tubuh semakin lelah.
Pasien jantung yang awalnya stabil bisa menunjukkan tanda perburukan (deteriorasi).
Akibatnya penyembuhan lebih sulit dan risiko kematian lebih tinggi.
Virus Covid-19 masuk ke dalam sel melalui reseptor ACE2. Reseptor ini juga banyak terdapat pada organ jantung dan lapisan endotel pembuluh darah.
Secara ilmiah, bisa dijelaskan bahwa SARS-CoV-2 secara langsung menginvasi dan merusak organ jantung.(*)
Baca Juga: Terkena Kasus Covid-19 yang Meninggi di India, Wakil Duta Besar Indonesia Wafat
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kompas.com,Awalbros.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar