Serupa dengan penelitian dengan sampel hidung atau tenggorokan, laporan ini menunjukkan bahwa SARS-CoV-2 masih dapat dideteksi dalam air liur selama 20 hari atau lebih setelah diagnosis awal.
Laporan ini dapat mendukung gagasan bahwa air liur mungkin dianggap tepat.
Bahkan, menurut Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro, tes Covid-19 dengan air liur memiliki sensitivitas hingga 94%, dan spesifitas mencapai 98%.
Baca Juga: Khasiat Sebenarnya Qhusthul Hindi, Herbal yang Dipercaya Bisa Sembuhkan Pasien Covid-19
Tidak hanya itu, risiko penularan pada saat pengambilan sampel tes juga kecil.
Pasalnya cara pengambilan sampel terbilang mudah, pasien cukup meludah ke kontainer yang disediakan dan stabil pada suhu ruang.
Kendati demikian, dokter spesialis paru di RS Nasional Diponegoro (RSND) Semarang, dr Meita Hendrianingtyas, SpPK, MSi, Med, tes saliva atau tes Covid-19 dengan air liur ini memang mudah.
Namun, Meita mengungkapkan bahwa hasilnya masih kurang memuaskan untuk mendeteksi virus.
Source | : | Instagram,YouTube,Gridhealth.id,NCBI |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar