GridHEALTH.id - Penyakit infeksi bisa menjadi peyebab anak muntah.
Misalnya saja infeksi virus influenza yang menyerang anak, dimana muntah yang terjadi biasanya juga diiringi dengan gejala lain seperti demam, sakit perut, atau diare.
Muntah pada anak ini tentu tak bisa dibiarkan, sebab kondisi tersebut bisa berakibat fatal nantinya.
Apalagi jika muntah yang terus berlangsung disertai dengan diare, hal ini dapat membuat anak mengalami dehidrasi.
Dijelaskan dalam laman mayoclinic.org (19/9/2019) dijelaskan bahwa dehidrasi merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan karena tubuh kekurangan cairan.
Kekurangan cairan ini bisa menimbulkan masalah kesehatan pada Si Kecil, mulai dari kejang, infeksi saluran kemih, hingga kematian pada kasus yang parah, terutama pada bayi.
Melihat bahaya muntah ada anak akibat penyakit infeksi tersebut, tentu penting bagi kita untuk mengantisipasi hal tersebut terjadi.
Baca Juga: Mual dan Muntah Berlebih Saat Hamil Bisa Sebabkan Berat Badan Bayi Lahir Rendah
Melansir tulisan dokter spesialis anak, Dr.Badriul Hegar PhD SpA (K) dilaman idai.or.id (5/8/2015), berikut cara mengatasi muntah pada anak.
Dijelaskan bahwa muntah umumnya akan berhenti dalam waktu 6-24 jam.
Penanganan awal muntah pada anak diantaranya mencegah terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan).
Lalu, diistirahatkan anak (sebaiknya di tempat tidur) sampai ia merasa lebih enak.
Selain itu, hentikan pemberian obat yang diduga dapat menyebabkan muntah bertambah dan hindarkan anak dari makanan padat pada 6 jam pertama dan berikan rasa nyaman pada anak (misalnya menurunkan suhu tubuh).
Berikan makanan dengan kalori cukup dan mudah dicerna dan minuman manis seperti jus buah (kecuali jeruk dan anggur karena terlalu asam), sirup, atau madu (untuk anak di atas 1 tahun) secara bertahap setiap 15-20 menit; minuman diberikan dengan jumlah 1-2 sendok makan setiap 15 menit, dinaikkan secara bertahap.
Apabila muntah kembali terjadi, berikan minuman dalam jumlah lebih sedikit.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Bayi Lahir Prematur, 5 Cara Ini Cegah Mual dan Muntah Berlebihan saat Hamil Muda
Setelah 6 jam tidak mengalami muntah, bayi dapat makan buah, sereal, sedangkan anak yang lebih besar dapat makan roti, krakers, kentang, atau nasi.
Jumlah makanan juga diberikan secara bertahap.
Diet normal biasanya dapat diberikan setelah 24 jam.
Hindarkan anak dari aktivitas setelah makan.
Bisa juga berikan obat anti muntah bila memang benar-benar diperlukan setelah mempertimbangkan keuntungan dan kerugiannya.
Pengamatan lebih lanjut oleh seorang dokter perlu diberikan pada muntah yang disertai beberapa keadaan, seperti:
- Muntah tetap berlansung selama 12 jam (untuk bayi) dan 24 jam (untuk anak).
- Disertai diare, gangguan neurologis, atau gangguan pernafasan.
- Lemas atau tanda dehidrasi.
- Sakit perut, atau
- Isi muntah berwarna kehijauan.(*)
Baca Juga: Bahaya Ini Mengintai Kita Saat Mengalami Keracunan Makanan Basi
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Idai.or.id,Mayoclinic.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar