GridHEALTH.id - Hasil penelitian terbaru menunjukan bahwa vaksin Sinovac berisiko lebih tinggi menyebabkan terjadinya Bell's Palsy.
Dijelaskan dalam artikel GridHEALTH.id (23/7/2021) sebelumnya, bahwa Bell' Palsy adalah kondisi dimana wajah mencong menjadi tidak simetris.
Kondisi ini terjadi karena adanya gangguan atau kelemahan pada saraf nomor 7 yang bersifat perifer dan disebabkan idiopatik atau tidak diketahui.
Diketahui di daerah kepala manusia terdapat 12 saraf krainal, salah satunya saraf nomor 7 yang dikenal sebagai saraf fasialis.
Dikutip dari Mayo Clinic (2/4/2020), Bell's Palsy diyakini sebagai hasil dari pembengkakan dan peradangan saraf yang mengontrol otot-otot di satu sisi wajah. Atau mungkin reaksi yang terjadi setelah infeksi virus.
Sementara itu, terkait risiko Bell's Palsy lebih tinggi setelah mendapat vaksin Covid-19 buatan Sinovac Biotech ini diungkap sebuah penelitian yang terbit di jurnal The Lancet Infectious Diseases.
Baca Juga: Miliki Riwayat Hepatitis, Jerinx Divaksin Covid-19, Ini yang Dirasakannya Setelah Disuntik
"Efek yang menguntungkan dan protektif dari vaksin Covid-19 (dari virus) yang tidak aktif jauh lebih besar daripada risiko efek samping yang umumnya sembuh sendiri ini," sebut penelitian tersebut, seperti dilansir Kontan.co.id dari Reuters (17/8/2021).
Studi ini melibatkan 28 kasus Bell's Palsy yang dikonfirmasi secara klinis setelah suntikan vaksin Sinovac dilaporkan di antara hampir 452.000 orang yang menerima dosis pertama.
Serta 16 kasus Bell's Palsy pasca suntikan vaksin buatan Pfizer-BioNtech terdeteksi dari lebih dari 537.000 orang yang menerima dosis pertama.
"Temuan kami menunjukkan peningkatan risiko Bell's palsy secara keseluruhan setelah vaksinasi CoronaVac (vaksin buatan Sinovac)," menurut penelitian tersebut.
Penelitian yang dilakukan di Hong Kong menilai risiko efek samping dalam 42 hari setelah vaksinasi.
Hanya, mekanisme Bell's Palsy pada pasien setelah vaksinasi tidak jelas, penelitian itu mengakui, dan menyerukan studi lebih lanjut.
Baca Juga: Stok Vaksin Covid-19 Kembali Bertambah, Telah Tiba 5 Juta Dosis Vaksin di Indoensia
"Bell's Palsy setelah vaksinasi jarang terjadi, dan sebagian besar gejalanya ringan dan membaik dengan sendirinya," kata perwakilan Sinovac Liu Peicheng dalam tanggapan tertulisnya kepada Reuters.
Liu mengatakan, Sinovac belum mendeteksi risiko Bell's Palsy dalam analisis data dari otoritas pengendalian penyakit di China, Pusat Pemantauan Uppsala dari Organisasi Kesehatan Dunia, atau database unitnya untuk efek samping setelah vaksinasi.
"Menurut data saat ini, manfaat dan perlindungan CoronaVac jauh lebih besar dari risiko yang mungkin terjadi," ujar Liu.
"Masyarakat harus divaksinasi penuh tepat waktu dengan CoronaVac untuk mencegah infeksi Covid-19 dan memblokir penularan virus". terangnya lebih lanjut.(*)
Baca Juga: Setelah Disuntik Vaksin Sinovac 2 Dosis Sekaligus, Pria di Batam Ini Meninggal Dunia
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kontan.co.id,Mayoclinic.org,Health.grid.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar