Yang pertama adalah tes darah untuk memeriksa kondisi seperti anemia (hemoglobin rendah), protein darah rendah (albumin), atau bukti peradangan di suatu tempat di tubuh (peningkatan protein C-reaktif, tingkat sedimentasi/ laju endap darah, atau jumlah sel darah putih.
Tes kedua adalah adalah tes/studi tinja untuk memeriksa infeksi, darah dalam tinja, atau penanda peradangan di usus.
Tes ketiga dilakukan pencitraan kondisi perut dengan CT enterography (CTE) atau MR enterography (MRE) untuk mencari peradangan, pembengkakan atau penyempitan usus. Ini juga melihat area di perut di luar usus untuk komplikasi IBD.
Sebuah MRE memiliki keuntungan yang menggunakan magnet, bukan radiasi, untuk mengambil gambar.
Endoskopi bagian atas dan kolonoskopi penting untuk dilakukan, yakni dengan cara menelan atau menempatkan kapsul video selama endoskopi atas untuk melihat lapisan usus kecil dengan tabung fleksibel dan kamera, dilanjutkan dengan biopsi untuk memeriksa lebih lanjut sampel jaringan di bawah mikroskop.
Baca Juga: Menyusui Dapat Mencegah Penyakit Infeksi Telinga Pada Bayi, Studi
Baca Juga: Teh Hijau dan Kopi, Dua Minuman Wajib Bagi Survivor Gangguan Jantung dan Stroke
“Pada kasus dengan gejala berat yang tidak kunjung membaik, dibutuhkan tindakan operasi sesuai dengan jenis radang yang dialami pasien, seperti proktokolektomi yaitu pengangkatan seluruh usus besar pada kasus KU berat, atau pengangkatan sebagian saluran pencernaan yang rusak pada kasus PC,” jelas Prof. Zaki. (*)
#berantasstunting #hadapicorona #bijakGGL
Source | : | webinar |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar