Tahap ini dihadiri oleh perwakilan Puskesmas Kecamatan yang telah ditunjuk oleh Dinas Kesehatan setempat. Sosialisasi kemudian dilakukan oleh masing-masing Puskesmas ke tenaga kesehatan maupun kader untuk memantapkan pelaksanaan skrining demensia.
Selanjutnya, evaluasi dan monitoring akan dilakukan untuk melihat prevalensi tanda-tanda demensia berdasarkan data dari masing-masing puskesmas, termasuk impact measurement, untuk mengukur dampak dari proses pelaksanaan pilot project ini di tahun berikutnya. Tujuannya agar pilot project tersebut dapat diteruskan untuk Puskesmas lainnya di Indonesia.
Direktur Eksekutif ALZI, Michael Dirk R. Maitimoe mengatakan, tema webinar “Kenali Demensia Alzheimer dan Pentingnya Deteksi Dini” menekankan akan pentingnya bagi seseorang yang menginjak usia lanjut untuk melakukan deteksi dini apabila muncul tanda-tanda seperti pikun, lupa arah pulang, hingga gangguan berkomunikasi yang mengganggu aktivitas kesehariannya.
“Covid-19 yang berperan menambah kemungkinan tingginya angka demensia menurut penelitian, menjadi salah satu alasan utama pencegahan dini harus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, termasuk para pemangku kepentingan agar angka ODD dapat ditekan,” ujar Michael.
Baca Juga: Mengenal Diabetes Tipe 1 Sebabkan Penyandang Tergantung pada Insulin
Tahun ini, lanjut Michael, ALZI meluncurkan video “Demensia, lalu Bagaimana?” yang didukung oleh Kementerian Kesehatan RI bersama organisasi lintas profesi PERGEMI, PERDOSSI dan PDSKJI, berisi langkah-langkah yang perlu dilakukan saat ditemukan gejala umum demensia di sekitar lingkungannya.
Source | : | webinar |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar