GridHEALTH.id - Kram jantung alias Coronary artery spasm, disebut juga kejang arteri koroner, juga dikenal sebagai angina varian atau angina Prinzmetal.
Kondisi ini membuat nyeri dada bagi banyak orang.
Mengenai hal ini, menurut Profesor Colin Berry dari British Heart Foundation, pada artikel 'Coronary artery spasm: What is it and what are the treatment options?' ini adalah sesak dada atau nyeri yang disebabkan oleh pengetatan arteri jantung.
Mereka yang mengalami hal ini bisa juga mengalami nyeri lengan atau rahang.
Gejala-gejala ini dapat terjadi secara spontan atau karena cuaca dingin, olahraga atau stres.
Dalam beberapa kasus mungkin terkait dengan siklus menstruasi.
Tidak seperti angina yang disebabkan oleh plak lemak yang menyumbat arteri ke jantung, itu disebabkan oleh kejang lapisan otot di dinding pembuluh darah, yang menyebabkan penyumbatan arteri sementara.
Baca Juga: Sambut Pandemi Jadi Endemi, Jokowi: 'Kita Bersiap Untuk Hidup Berdampingan Dengan Covid-19'
Beberapa pasien mengalami kejang arteri koroner dan angina mikrovaskular (masalah dengan arteri terkecil yang mensuplai jantung), atau bahkan mengalami penyumbatan yang disebabkan oleh plak lemak.
Adapun pada kasus satu ini yang dialami seorang gadis usia 17 tahun, dirinya mengalami kram jantung karena minuman berenergi.
Menurut Mascha K (17) dari Zurich, Swiss, dirinya setiap hari memulai dengan sekaleng minuman yang mengandung kafein - sebelum melanjutkan untuk meminumnya setiap kali istirahat dari pekerjaan dan di malam hari.
Dirinya pun mengatakan kepada dokter bahwa dia minum sebanyak dua lusin kaleng minuman energi per hari.
Baca Juga: Peresmian Patung Dwi Tunggal Perintis Kompas Gramedia di Jakarta
Karuan para dokter terkejut dengan jumlah yang dia konsumsi dan bertanya: "Menurut Anda, mengapa Anda pingsan?"
Melansir The Sun, 27 September 2021, Mascha menjelaskan bahwa dia sudah mulai minum minuman energi ketika dia pertama kali mulai bekerja.
"Ini dimulai dengan sebatang rokok dan Red Bull di pagi hari, kemudian setiap istirahat, setelah bekerja dan di malam hari dengan rekan kerja."
Baca Juga: Tanda Seseorang Berisiko Mengalami Pendarahan Otak, Ini Ciri-cirinya
Remaja itu mengklaim bahwa dia telah mengurangi hanya satu atau dua kaleng minuman energi, tetapi dia mengklaim bahwa jika tidak meminumnya telah memberinya 'comedown'.
Apa yang dialaminya Mascha membuat konten TikTok, memposting klip pendek dirinya di TikTok berbaring di ranjang rumah sakit bersama dengan beberapa gambar kaleng Red Bull.
"Anda hanya menyadari bahwa Anda minum terlalu banyak ketika sudah terlambat," paparnya.
Mascha sendiri bekerja sebagai pekerja magang di bidang kesehatan.
Baca Juga: Hindari Aktivitas Berisiko Ini Jika Tidak Ingin Tertular Covid-19
Saat mengalami kram jantung dirinya tiba-tiba pingsan, lalu ditolong temannya dan membawanya ke ruang gawat darurat Rumah Sakit Winterthur Cantonal.
Ternyata Mascha pernah juga beberapa kali mengalami kram jantung sebelum ambruk di sekolah pelatihan kejuruannya.
Asal tahu saja, minuman berenergi seperti Red Bull mengandung kafein yang tinggi. NHS menyatakan bahwa minum kafein untuk sementara dapat membuat kita merasa lebih waspada atau mencegah kantuk.
Baca Juga: Cuma Minum Teh Serai, Tubuh Bisa Rasakan 5 Khasiat Luar Biasa Ini
Sebab kandungan di minuman energi kafein tingkat tinggi dan seringkali tinggi gula (kalori).
Minuman tersebut juga mengandung stimulan lain dan terkadang vitamin dan mineral atau zat herbal.
Tingkat kafein dalam minuman ini bervariasi, tetapi seringkali ada sekitar 80mg kafein dalam kaleng 250ml kecil. Ini sama dengan dua kaleng cola atau secangkir kecil kopi."(*)
Baca Juga: Tanda dan Gejala Herpes Simpleks Sering Tidak Disadari, Padahal Bisa Sebabkan Kebutaan
Source | : | British Heart Foundation |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar