GridHEALTH.id - Siapa sangka ternyata terdapat beberapa profesi yang berisiko tinggi terkena penyakit diabetes melitus.
Merujuk pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 bahwa prevalensi penyandang diabetes naik menjadi 8,5 % dari 6,9 % pada Riskesdas 2013.
Di Jakarta sendiri yang mayoritasnya merupakan kaum pekerja, prevalensi diabetes mencapai 12,8 %.
Itu artinya, satu dari delapan orang di Jakarta merupakan penyandang diabetes.
Baca Juga: Penyandang Diabetes, Lakukan Hal Ini Saat Terjadi Hiperglikemia
Lantas, profesi apa saja yang berisiko terkena penyakit diabetes?
Dirangkum laman eskayvie.co.id (19/2/2020), berikut 3 profesi yang berisiko terkena penyakit diabetes.
1. Pekerja kantoran
Pekerja kantoran diperkirakan memiliki risiko untuk terkena diabetes lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan kantoran.
Hal ini dikarenakan mereka cendrung banyak duduk diam dalam kesehariannya.
Misalnya, ketika mereka menggunakan kendaraan umum, mereka hanya bergerak menuju halte atau pemberhentian kendaraan umum, itu pun banyak yang menggunakan jasa transportasi mulai dari keluar rumah.
Kemudian selama di dalam kendaraan umum, mereka hanya duduk diam selama beberapa menit bahkan hingga jam saat terjebak macet.
Baca Juga: Hasil Studi, Diabetes Tipe 1 Membuat Volume Otak Anak Jadi Mengecil
Setibanya di kantor langsung duduk menyelesaikan pekerjaan hingga jam makan siang tiba, setelah makan siang pun kembali duduk menyelesaikan pekerjaan hingga jam pulang kantor.
Perjalanan pulang kantor pun serupa dengan perjalanan menuju kantor.
Inilah yang disebut sebagai sedentary lifestyle, yang menjadi salah satu faktor terbesar pemicu diabetes.
Pekerja kantoran di sarankan untuk memaksimalkan momen berjalan kaki menuju pemberhentian kendaraan umum saat berangkat atau pulang kerja, kemudian lakukan sedikit senam saat di kantor.
2. Pekerja dengan jam kerja shift
Sebuah penelitian di Inggris yang melibatkan lebih dari 270.000 pekerja, menunjukkan bahwa mereka yang bekerja shift atau bekerja dengan waktu yang tidak tetap, 44% lebih rentan untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan mereka yang hanya bekerja di siang hari.
Baca Juga: 4 Minuman Herbal Untuk Mengatasi Penyakit Asam Urat Kambuh, Bisa Dibuat di Rumah
Pekerjaan dengan shift malam dapat mengganggu rutinitas sosial dan jam biologis tubuh hal ini dapat meningkatkan risiko gangguan metabolisme, termasuk diabetes tipe 2.
Semakin sering seseorang bekerja di malam hari dengan waktu tidak teratur, maka akan semakin meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2.
Sebagai contoh, seorang yang bekerja di malam hari kurang dari 3 kali sebulan, akan meningkatkan risiko diabetes sebesar 24%.
Sementara jika bekerja pada malam hari lebih dari tiga kali dalam sebulan, meningkatkan risiko hingga 36%.
Baca Juga: Berisiko Menyebabkan Kerusakan Otak, Waspadai Gejala Hipoglikemia
3. Sopir
Pekerjaan yang berisiko terkena diabetes selanjutnya yaitu pengemudi bus atau truk, dan transportasi umum.
Banyak faktor menjadikan seorang yang bekerja sebagai sopir bus atau truk berisiko terkena diabetes.
Diantaranya adalah kebiasaan mengonsumsi jamu kuat, obat stimulan, minuman manis, dan makan gorengan untuk menunjang kinerja mereka dibandingkan dengan melakukan olah raga.
Baca Juga: Membiarkan Usus Terkena Klamidia Lebih Dulu Mencegah Infeksi Genital
Pengemudi juga sering mengalami gangguan tidur karena tuntutan untuk menyetir di malam hari.
Pekerjaan yang dilakukan lewat malam hari dapat meningkatkan risiko terkena diabetes karena akan mengganggu keseimbangan hormon dan waktu tidur.
Namun terlepas dari itu, perlu diketahui bahwa diabetes melitus ini sangat mungkin untuk dicegah dengan menjalankan gaya hidup sehat.
Melansir laman National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, berikut beberapa langkahyang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes.
- Menurunkan berat badan dan mempertahankannya
Kita mungkin dapat mencegah atau menunda diabetes dengan menurunkan 5 hingga 7 % dari berat awal.
Misalnya, jika kita menimbang 200 pon, tujuan kita adalah menurunkan sekitar 10 hingga 14 pon.
- Bergerak lebih banyak
Dapatkan setidaknya 30 menit aktivitas fisik 5 hari seminggu.
Jika kita belum aktif, bicarakan dengan ahli kesehatan tentang kegiatan mana yang terbaik.
Baca Juga: 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Menghadapi Kuku Cantengan
Mulailah perlahan-lahan untuk mencapai tujuan sehat kita.
- Makan makanan sehat
Makan dengan porsi yang lebih kecil untuk mengurangi jumlah kalori yang kita makan setiap hari dan membantu Anda menurunkan berat badan.
Memilih makanan dengan sedikit lemak adalah cara lain untuk mengurangi kalori. Minum air putih sebagai pengganti minuman manis.(*)
Baca Juga: Penyandang Diabetes Rawan Mengalami Depresi, Begini Cara Mengatasinya
Source | : | Eskayvie.co.id,Niddk.nih.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar