- Menyalahgunakan obat-obatan yang dijual bebas, termasuk menggunakannya untuk tujuan lain dan menggunakannya dengan cara yang berbeda dari yang seharusnya
Penggunaan narkoba berbahaya. Ini dapat membahayakan otak dan tubuh, terkadang secara permanen.
Itu dapat melukai orang-orang di sekitar kita, termasuk teman, keluarga, anak-anak, dan bayi yang belum lahir. Penggunaan narkoba juga dapat menyebabkan kecanduan.
3. Apa itu kecanduan narkoba?
Kecanduan narkoba adalah penyakit otak kronis. Hal ini menyebabkan seseorang untuk menggunakan narkoba berulang kali, terlepas dari bahaya yang ditimbulkannya. Penggunaan narkoba berulang dapat mengubah otak dan menyebabkan kecanduan.
Perubahan otak dari kecanduan bisa berlangsung lama, sehingga kecanduan narkoba dianggap sebagai penyakit "kambuhan".
Baca Juga: Konsumsi Suplemen Vitamin C Harus Tepat Agar Tak Mengganggu Lambung
Baca Juga: Diabetes Tipe 3 Sering Dihubungkan dengan Alzheimer, Ini Sebabnya
Ini berarti bahwa orang yang dalam pemulihan berisiko untuk menggunakan narkoba lagi, bahkan setelah bertahun-tahun tidak meminumnya.
4. Apakah setiap orang yang menggunakan narkoba menjadi kecanduan?
Tidak semua orang yang menggunakan narkoba menjadi kecanduan. Tubuh dan otak setiap orang berbeda, sehingga reaksi mereka terhadap obat juga bisa berbeda.
Beberapa orang mungkin menjadi kecanduan dengan cepat, atau mungkin terjadi seiring waktu. Ada orang lain yang tidak pernah menjadi kecanduan.
Apakah seseorang menjadi kecanduan atau tidak tergantung pada banyak faktor. Mereka termasuk faktor genetik, lingkungan, dan perkembangan.
5. Siapa yang berisiko kecanduan narkoba?
Berbagai faktor risiko dapat membuat kita lebih cenderung menjadi kecanduan narkoba, antara lain:
- Keadaan biologis. Orang dapat bereaksi terhadap obat secara berbeda. Beberapa orang menyukai perasaan saat pertama kali mencoba obat dan menginginkan lebih. Yang lain membenci bagaimana rasanya dan tidak pernah mencobanya lagi.
- Masalah kesehatan mental. Orang yang memiliki masalah kesehatan mental yang tidak diobati, seperti depresi, kecemasan, atau attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) lebih cenderung menjadi kecanduan.
Source | : | GridHEALTH.id,Medline Plus |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar