Kemudian bakteri menyerang dan menembus lapisan usus, serta memicu respons kekebalan yang kuat dan di sanalah tanda-tanda keracunan akan dimulai.
Sel kekebalan melepaskan protein pemberi sinyal yang disebut sitokin pro-inflamasi.
Protein tersebut dapat menyebabkan pembengkakan usus, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan di bagian perut.
Dinding usus dirancang untuk menyerap nutrisi dan air dari makanan.
Racun bakteri dapat menyebabkan pori-pori di dinding usus terbuka, akibatnya air dan molekul lain kemungkinan masuk.
Kelebihan cairan dan elektrolit dalam usus dapat menyebabkan diare, yang bermanfaat untuk membuang bakteri dan racun.
Sayangnya, mekanisme tersebut juga bisa menyebabkan dehidrasi.
Akibatnya, orang yang bersangkutan akan mengalami sakit perut, muntah dan diare, muntah, serta feses berdarah.
Tenggorokan yang berinteraksi dengan bahan kimia tersebut juga akan terbakar dan terjadi pembengkakan dengan cepat.
Orang yang mengalaminya akan terancam tidak dapat bernapas.
Saat gejala memberat hingga tubuh lemas dan ada sensasi terbakar di tenggorokan atau perut, harus segera pergi ke fasilitas kesehatan.(*)
Baca Juga: 5 Tanaman Obat di Rumah Untuk Mencegah Batu Ginjal, Pengobatan Rumahan
Source | : | Tribunnews.com,klikdokter.com,Kompas.com |
Penulis | : | Magdalena Puspa |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar