Imunisasi dasar sebisamungkin dilengkapi seperti imunisasi tuberculosis, hepatitis, difteri, pertussis, tetantus, polio, dan campak.
Mengingat anak mengalami kekurangan gizi yang kronis, perbaikan gizi tentu sangat diperlukan.
Biasakan untuk memberikan anak makanan bergizi seimbang. Utamanya, dalam satu porsi makanan terdapat protein hewani, karbohidrat, sayur, buah, dan kacang-kacangan.
Penanganan stunting yang ketiga adalah pemberian stimulasi untuk melatih saraf sensorik dan motoriknya.
Stimulasi ini bisa dilakukan oleh orangtua sendiri atau bersama dengan teman-teman sebaya anak di PAUD maupun Posyandu.
Proses pemberian stimulasi yang optimal dilakukan dengan komunikasi dua arah, tanpa perantara gadget.
Dengan membatasi penggunaan gadget, maka akan merangsang kemampuan motorik kasar, motorik halus, dan kemampuan sosialisasi.
Pola hidup bersih dan sehat (PHBS) harus selalu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, untuk menjaga anak tetap sehat dan terhindar dari penyakit.
Misalnya dengan membiasakan anak mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan atau setelah bermain.
Kebersihan sanitasi di rumah pun juga tak kalah penting untuk diperhatikan, karena ini juga akan berdampak pada kesehatan anak.
Nah, itulah empat penanganan stunting yang dapat dilakukan oleh orangtua. (*)
Baca Juga: Benarkah Lingkungan yang Kurang Bersih Menjadi Pemicu Stunting?
Source | : | Kemenkes RI,cegahstunting.id,Dinkes Semarang |
Penulis | : | Nurul Faradila |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Komentar