Find Us On Social Media :

Bukan Karena Stroke, Robby Tumewu Meninggal Karena Infeksi Paru

Kondisi Robby Tumewu saat sedang sakit pada 2013 silam (kiri), Robby Tumewu saat sehat (kanan).

GridHEALTH.id - Dunia hiburan Indonesia berduka. Aktor serba bisa, Robby Tumewu meninggal dunia pada Senin (14/1/2019) pukul 00.15 WIB dini hari.

Robby Tumewu meninggal dunia di usia 65 tahun karena sakit sejak 2010 silam.

Pada 2010, Robby Tumewu sempat mengalami pendarahan otak lalu stroke.

Tapi dia meninggal bukan karena stroke, namun karena infeksi paru-paru.

Baca Juga : Kenali Penyebab Stroke yang Merenggut Nyawa Aktor Senior Robby Tumewu

Memang, sebelumnya sempat muncul dugaan Robby Tumewu meninggal karena sudah cukup lama menderita stroke dan pendarahan otak.

Debby Sahertian, rekan seprofesi Robby Tumewu lantas mengklarifikasi.

Menurut Debby, Robby Tumewu meninggal karena infeksi paru-paru.

Tetapi, Debby juga membenarkan bahwa Robby Tumewu masih menderita stroke dan pendarahan otak.

Bahkan Robby Tumewu sudah mengalami pendarahan otak sebanyak 3 kali sejak 2010.

Baca Juga : Memilih Tas Punggung Untuk Anak, Jangan Cuma Mementingkan Model

"Iya betul meninggal tadi pukul 00.15 WIB di rumahnya. Beliau sudah 3 kali pecah pembuluh darahnya dari 2010 lalu, tapi meninggalnya karena sakit infeksi paru-paru," kata Debby dikutip dari Kompas.com.

Debby Sahertian lantas menceritakan kondisi terakhir Robby Tumewu sebelum meninggal dunia ketika teman-teman Lenong Rumpi menjenguknya.

Ia menceritakan Robby Tumewu hanya mampu terbaring di atas kasur, karena sudah kesulitan beraktifitas atau bergerak.

Robby Tumewu saat itu sudah kesulitan berkomunikasi dengan orang sekitarnya, tidak bisa mengingat orang-orang yang datang menjenguknya, karena efek pendarahan otak sebanyak 3 kali.

Baca Juga : Diet Kekinian dan Cepat Bikin Langsing, Tanam Alat di Perut Agar Cepat Kenyang

"Masih terbaring aja karena beliau kan sudah enggak bisa diajak bicara, dia juga enggak ingat lagi dengan kita karena pembuluh darahnya sudah pecah ya. Kondisinya begitu," Debby Sahertian.

Sayangnya, belum diketahui sejak kapan aktor senior Robby Tumewu mulai menderita infeksi paru-paru hingga meninggal dunia.

Namun, kasus artis meningga dunia karena infeksi paru-paru seperti Robby Tumewu sudah banyak terjadi.

Penyakit paru-paru yang mematikan ini bisa menyerang siapa pun dan belum tentu seorang perokok aktif.

Baca Juga : Gangguan Pendengaran Langka, Tak Bisa Dengar Suara Lawan Jenis

Infeksi paru atau dalam bahasa medisnya adalah pneumonia, menyerang bisa kapan saja. Menyerangnya perlahan atau secara tiba-tiba.

Gejalanya; napas cepat atau sulit, batuk berdahak cokelat atau berwarna hijau, demam (berkeringat, menggigo, kedinginan), tidak enak badan, ada warna biru di sekitar bibir, sakit perut, sakit dada, sakit kepala, hilang selera makan, mudah tersinggung atau lesu.

Untuk pengobatan infeksi paru, dapat dirawat di rumah dengan terapi antibiotik.

Mereka yang dinilai parah perlu rawat inap di unit perawatan intensif dan penyakit menular. Karena infeksi paru ini sangat menular.

Dalam perawatan, dokter akan memberi tahu tentang obat apa pun yang diperlukan untuk mengatasi infeksi paru yang dialami.

Baca Juga : Mujarab, Penghilang Stretch Mark Saat Hamil dan Pasca Melahirkan

Beberapa orang perlu dirawat di rumah sakit untuk perawatan lebih lanjut, terutama anak-anak kecil dan orang tua yang berisiko lebih besar mengalami komplikasi serius.

Adapun beberapa orang yang dinilai lebih berisiko terserang penyakit infeksi paru-paru, salah satunya bayi di bawah 3 tahun, juga:

1. Bayi dari lahir hingga usia 2 tahun, dan individu yang berusia 65 tahun ke atas orang-orang yang mengalami stroke, mengalami masalah menelan, atau terbaring di tempat tidur.

2. Orang dengan sistem kekebalan yang lemah karena penyakit atau penggunaan obat-obatan seperti steroid atau obat kanker tertentu.

Baca Juga : Dari Megan Fox hingga Dian Sastrowardoyo Gandrungi Diet Keto

3. Orang yang merokok, menyalahgunakan jenis obat terlarang tertentu, atau minum alkohol dalam jumlah berlebihan.

4. Orang dengan kondisi medis kronis tertentu seperti asma, cystic fibrosis, diabetes, atau gagal jantung. (*)