GridHEALTH.id - Menjadi orangtua memang berat, sehingga dapat dikatakan sebagai 'pekerjaan' tersulit di dunia.
Anak-anak dipengaruhi oleh segala sesuatu di sekitar mereka, teman sebaya hingga guru di sekolah.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa orangtua mempunyai peran terbesar dalam membentuk masa depan mereka.
Baca Juga : Hanya Minum Air Putih Sebulan, Kulit Wajahnya Jadi Lebih Cerah dan Bersih Serta Perut Rata!
Melansir Independent.co.uk, ada seorang psikolog mengungkapkan bahwa nada bicara yang orangtua keluarkan pada anak, cara orangtua mengutarakan sesuatu atau pelabel yang diberikan kepada si Kecil bisa memiliki dampak jangka panjang yang tidak menyenangkan.
Psikolog klinis Ma. Lourdes 'Honey' Carandang menjelaskan kepada Inquirer.net bahwa ada 4 perilaku orangtua dapat merusak kesehatan jiwa anak di masa depan sang anak.
1. Membandingkan anak dengan anak lain
Orangtua mungkin mencintai anak-anak mereka dalam jumlah yang sama.
Dan terkadang orangtua juga mempunyai kecenderungan untuk mengenalkan anak-anak mereka kepada orang lain dengan sebuah 'kualifikasi' tertentu.
Tetapi jika salah satu anak sudah mempunyai lebih banyak prestasi daripada anak yang lainnya, jangan pernah membandingkan mereka berdua.
Sebab hal itu mempunyai dampak di kemudian hari.
Contohnya, "Ini anak perempuanku yang pintar, Sarah. Ini anak bungsuku, Max."
"Itu jenis intimidasi yang sangat halus. Itu menghina, membuat kepercayaan diri menurun (anak yang lain). Orang tua bisa bersalah dan mereka tidak sadar," kata Dr Carandang.
Anak-anak memerhatikan hal-hal ini lebih dari yang orangtua sadari.
Baca Juga : Beredar Foto Vanessa Angel Terbaring di Rumah Sakit Akibat Infeksi Sinus, Atasi Sinus Selama 20 Detik!
2. Menggunakan pelabelan
Nama julukan yang main-main bisa tampak tidak berbahaya, tetapi sebenarnya bisa melukai anak seumur hidup jika digunakan cukup sering.
Sebab memberi label pada anak dari orangtua dapat sangat merusak kepercayaan diri anak.
Menurut Dr Carandang, menggunakan label seperti itu dapat membuat anak mengembangkan perasaan dendam terhadap orang tua dan mulai percaya bahwa mereka benar-benar 'malas' atau 'bodoh' juga.
Baca Juga : Konsumsi Ramuan Bawang Putih Campur Madu, Ini Khasiat yang Akan Dirasakan dalam Tubuh!
3. Memperlihatkan contoh bullying
Anak-anak tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan orang tua mereka, tapi mereka juga memahami apa yang orangtua lakukan.
Jadi jika mereka melihat ayah mereka berbicara dengan sikap kasar pada ibu mereka, anak-anak mungkin mulai berpikir bahwa tidak apa-apa bagi pria untuk memperlakukan perempuan sebagai 'sosok yang mempunyai pangkat lebih rendah dari lelaki', dan bagi perempuan untuk menerimanya.
"Ini karena anak-anak meniru dari orang tua mereka," kata Dr Carandang.
4. Membiarkan pilih kasih memengaruhi kedisiplinan
Meskipun kebanyakan orangtua selalu menyangkalnya, beberapa memang punya anak favorit, dan seringkali kesalahan anak-anak itu tidak dihukum sedangkan saudara mereka tidak.
Dr. Carandang menekankan bahwa ketika anak-anak bertengkar, sangat penting untuk mendengarkan mereka secara objektif sehingga orangtua dapat bereaksi dengan adil.
Dan bahkan jika anak yang lebih tua harus lebih mengalah, penting juga untuk tidak mengabaikan kebutuhan emosional mereka.
"Apa yang tidak kita lihat adalah bahwa asal-usul (perilaku) itu bisa menjadi rumah, jadi kita harus waspada bagaimana kita mendisiplinkan anak-anak kita. Kita harus menyingkirkan atau tidak memberi label secara emosional pada anak-anak kita," kata Dr. Carandang.
Baca Juga : Konsumsi Ramuan Bawang Putih Campur Madu, Ini Khasiat yang Akan Dirasakan dalam Tubuh!