GridHEALTH.id - Dalam ilmu gizi, suplemen vitamin merupakan salah satu zat yang termasuk dalam sumber zat pengatur.
Semua proses dalam tubuh memerlukan suplemen vitamin dan mineral meski dalam jumlah sedikit. Misalnya dalam proses pencernaan makanan.
Kerja enzim dalam menyintesa protein dari makanan yang diserap memerlukan bantuan suplemen vitamin dan mineral agar sistem tersebut berjalan lancar. Suplemen vitamin juga diperlukan untuk perkembangan otak dan pengeluaran energi.
Baca Juga : Begini Kondisi Bayi yang Diambil Sang Ayah dari Rahim Ibunya Setelah Dibunuh Menggunakan Parang di Bengkulu
Jadi kalau ditanya apakah bayi perlu suplemen vitamin, tentunya ya.
Tapi apakah suplemen vitamin adalah suatu keharusan, tentu tidak, karena tergantung pada kondisi si kecil.
Berikut ini menurut Prof. Dr. dr. Hananto Wiryo, Sp.A., dari RS Internasional Bintaro, Tangerang, bayi-bayi yang perlu suplemen vitamin.
BAYI ASI
Sekali lagi, bayi yang mendapat ASI secara cukup tidak membutuhkan suplemen vitamin.
Namun perlu diingat, kandungan zat gizi ASI amat tergantung pada apa yang dikonsumsi ibu. Jika yang dimakan hanya nasi dan ikan asin saja, tentu zat gizi lainnya tidak terpenuhi dalam kandungan ASI.
Nah, yang paling sering ditemui (di Indonesia) adalah kekurangan zat besi karena kurangnya konsumsi protein daging.
Baca Juga : Ani Yudhoyono Dapat Kalung Kesehatan Dari Pengagumnya, Benarkah Dapat Sembuhkan Kanker Darah?
Baca Juga : Krisdayanti Umumkan Tanggal Pernikahan Reino Barrcak dan Syahrini, Akankah Luna Maya Semakin Patah Hati?
Untuk mengantisipasiagar si kecil tidak kekurangan vitaminibu menyusui harus betul-betul memer-hatikan asupan gizinya. Misal, untuk memenuhi kebutuhan zat besi, ibu disarankan mengonsumsi protein hati sapi yang memang kaya akan zat besi.
Namun bila ibu ragu-ragu akan pola makan sehari-hari, tak ada salahnya berkonsultasi pada dokter apakah si kecil memerlukan suplemen vitamin atau tidak.
BAYI SUSU FORMULA
Produk susu formula umumnya sudah melalui berbagai penelitian dan pengawasan lembaga yang berwenang sehingga memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Jika dalam sehari bayi dapat mengonsumsi susu sesuai takaran yang dianjurkan, bisa dibilang asupan vitaminnya sudah mencukupi.
Namun, jika asupan susu formula yang dikonsumsi bayi kurang dari takaran yang dianjurkan, ada baiknya ia mendapat suplemen vitamin.
Baca Juga : Marion Jola Akui Buka Jaket di Panggung Pensi SMA, Ini Alasan Medisnya
BAYI MPASI
Ada anggapan, pemberian suplemen vitamin bagi bayi yang tadinya kurang suka susu tak diperlukan lagi setelah ia mendapat MPASI.
Itu ada benarnya selama jumlah makanan yang dikonsumsi bayi serta kandungannya mencukupi angka kebutuhan gizi dalam sehari.
Untuk itu, ibu mesti memiliki pengetahuan tentang bahan-bahan makanan sumber zat gizi, termasuk kandungan vitamin.
Apakah itu jenis sayur-sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, serealia, umbi-umbian, atau sumber pangan hewani. Contohnya, bayam mengandung vitamin lengkap, mineral kalsium, dan zat besi.
Demikian pula dengan daun katuk yang baik dikonsumsi ibu menyusui, dibandingkan jamur kuping umpamanya.
Baca Juga : Romi Septiawan Akui Sedang di Puncak Amarah Ketika Bunuh Istri Pakai Parang, Ini Kiat Menghadapi Kemarahan
Menghitung kecukupan gizi secara akurat memang cukup rumit. Terutama untuk kebutuhan vitamin yang sebetulnya terbilang sangat sedikit.
Kebutuhan ini dapat tercukupi dengan mengonsumsi makanan sumber vitamin. Namun, jika bayi mengalami masa penyesuaian yang cukup lama dari makanan cair ke makanan padat, boleh saja suplemen vitamin diberikan sebagai tambahan.
BAYI KURANG NAFSU MAKAN
Bayi yang sehat umumnya otomatis mempunyai nafsu makan yang baik. Jumlah konsumsi makanannya pun cukup banyak.
Sebaliknya bayi yang kurang sehatkarena enzim pencernaanya bekerja kurang optimalkurang memiliki nafsu makan dan penampilannya tidak selincah bayi sehat.
Nah, suplemen vitamin diperlukan untuk menormalkan fungsi enzim (dan fungsi lainnya pada tubuh) agar berjalan baik dan lancar.
Kalau fungsi enzim sudah normal kembali, otomatis nafsu makan pun membaik. Kecuali jika terjadi infeksi, maka infeksi ini harus disembuhkan terlebih dulu. Contohnya tuberkulosis yang banyak menyerang sejak usia bayi (terutama di Indonesia), menurunkan nafsu makan dan menghambat pertambahan berat badan.
Pada bayi sakit (yang kondisi tubuhnya sedang lemah) diperlukan asupan kalori yang lebih banyak dari biasanya.
Begitu pun dengan asupan vitamin dan mineral. Semua ini berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh melawan penyakit.
Pemberian suplemen vitamin pada saat bayi sakit dapat ditingkatkan dosisnya sesuai anjuran dokter. (*)