Find Us On Social Media :

Syahrini dan Reino Barack Menikah di Usia 30-an, Analisis Seorang Profesor Menikah Direntang Usia Tersebut Lebih Berisiko Berpisah

Syahrini dan Reino Barack akhirnya resmi menikah di Masjid Tokyo Camii, Rabu (27/2/2019).

Lalu, apa yang akan terjadi pada pasangan yang menikah di usia pertengahan 30 tahun?

Berdasarkan peneliti sosiologis Nicholas Wolfinger, profesor studi keluarga dan konsumen, dan sosiologi di Universitas Utah, menemukan dalam analisis data terakhir dari 2006 hingga 2010 di National Survey of Family Growth (NSFG) yang mengungkapkan menikah setelah usia 30-an sebenarnya lebih berisiko untuk berpisah daripada yang menikah di usia akhir 20-an.

Seperti yang dilansir dari Psychology Today, usia terbaik seseorang untuk menikah tampaknya masih dirange usia 28 dan 32 tahun.

Baca Juga : Gisel Akui Rumah Tangganya dengan Gading Retak Sejak Tahun ke-3, Padahal Seharusnya Masuk ke Fase Tahun Paling Bahagia!

Majalah Slate menyebut temuan baru ini sebagai "teori pernikahan Goldilocks."

Menikah terlalu dini? Tingkat perceraian lebih tinggi. Menikah terlambat? Seseorang dinilai akan mengalami hal serupa.

Kemudian Wolfinger mengulangi analisisnya menggunakan data dari NSFG 2011 hingga 2014, dan hasil tetap sama.

Setelah lima tahun berumah tangga, pasangan yang menikah saat remaja memiliki risiko perceraian 38%.

Lalu mereka yang menikah di usia awal dua puluhan juga sangat rentan (27%), tetapi kemudian ada penurunan kuat untuk pasangan yang menikah antara usia 25 dan 29 (14%) dan usia 30 hingga 34 (10%). 

Namun, sekali lagi, pasangan yang menikah di usia 30-an terlihat ada risiko untuk bercerai; pasangan yang menikah untuk pertama kalinya pada usia 35 atau lebih memiliki risiko 17% untuk perceraian selama lima tahun pertama pernikahan mereka.

Seorang pakar hubungan Sheela Mackintosh Stewart mengatakan, "menikah di usia pertengahan 30 tahun bisa sangat menantang dibandingkan menikah lebih awal, penyebabnya berkaitan dengan sulitnya menyesuaikan diri dengan tantangan menjadi 'kita' dengan sebelumnya yang hanya 'saya'."

“Pertama, dari segi karier, seseorang lebih cenderung berada di posisi manajemen menengah atas dengan tanggung jawab pekerjaan yang meningkat, staf dan beberapa perjalanan, semuanya membutuhkan waktu, tenaga, energi dan tekanan tambahan yang berdampak pada pasangan dan waktu keluarga. 

Kedua, tekanan tambahan dan stres karena harus secara bersamaan harus memikirkan pernikahan, karier, dan anak-anak jika Anda menginginkannya, dalam waktu singkat,” sambung Stewart kepada Independent UK.

Namun terlepas dari penelitian ini, langgeng tidaknya suatu hubungan bergantung pada masing-masing individu.

Dari sebuah hubungan pernikahan, yang terpenting adalah sifat pengertian, terbuka dan dapat berkompromi antar satu sama lain. (*)

Baca Juga : Zaskia Sungkar 8 tahun Menikah Tak Kunjung Hamil, Fanny Bauty Menangis pada Irwansyah; 'Jangan Ditinggalin Ya. Usaha Lebih Keras Lagi'