Find Us On Social Media :

Susu Formula dan Makanan Bayi yang Beredar 2003-2006 di Indonesia Tercemar Bakteri E. sakazakii, Bisa Sebabkan Miningitis

Hati-hati, 2003-2006 susu formula dan makanan bayi di Indoensia pernah tercemar E. sakazakii.

Selanjutnya, uji enteroksin pada bayi mencit/tikus berusia enam hari.

Setelah tiga hari, dilakukan pengujian terhadap organ mencit tersebut.

“Ternyata, enteroksin tersebut dapat mengakibatkan enteritis (radang saluran cerna), sepsis (infeksi peredaran darah), dan meningitis (infeksi pada saraf tulang belakang dan otak),” papar Estu.

Kesimpulannya, ada beberapa produk susu formula dan makanan bayi yang tercemar E.Sakazakii.

Baca Juga : Hari Gizi Nasional, 6 Pertanyaan Ibu ke Dokter, ASI VS Susu Formula

Mengenai hal ini, dr. Widodo  Judarwanto, Sp.A, dari Rumah Sakit Bunda, dan Picky Eaters Clinic (Klinik kesulitan makan), Jakarta, dilansir dari tabloid nakita 466, menyampaikan bahwa, E. sakazakii pertama kali ditemukan pada 1958 ketika terjadi 78 kasus bayi dengan infeksi meningitis di berbagai tempat.

Sejauh ini juga dilaporkan beberapa kasus yang serupa pada beberapa negara. Meskipun bakteri ini dapat menginfeksi manusia segala usia tetapi risiko terbesar terkena adalah usia bayi.

Peningkatan kasus dilaporkan terjadi di bagian Neonatal Intensive Care Units (NICUs) beberapa rumah sakit di Inggris, Belanda, Amerika Serikat, dan Kanada.

Di Amerika Serikat angka kejadian infeksi E. sakazakii yang pernah dilaporkan adalah 1 per 100.000 bayi. Terjadi peningkatan angka kejadian menjadi 9,4 per 100.000 pada bayi dengan berat lahir sangat rendah (1.5 kg).

Masih menurut Widodo, E. sakazakii adalah suatu kuman jenis gram negatif dari famili enterobacteriaceae. Organisma ini dikenal sebagai "yellow pigmented Enterobacter cloacae".

Baca Juga : Tak Hanya Sakit Tenggorokan, Suara Serak Dapat Menandakan Penyakit Lain

Pada 1980, bakteri ini diperkenalkan sebagai bakteri jenis yang baru berdasarkan perbedaan analisis hibridasi DNA, reaksi biokimia dan uji kepekaan terhadap antibiotika. Disebutkan, hibridasi DNA menunjukkan E. sakazakii 53–54% terkait dengan 2 spesies yang berbeda genus, yaitu Enterobacter dan Citrobacter.