Find Us On Social Media :

Kisah Fajar Saefudin di Cianjur, Usia 10 Tahun Tinggal Kulit - Tulang dan Sakit Paru-Paru, Keluarganya tak Punya Uang Sepeserpun

Nasib malang Fajar Saefudin, tubuh tinggal tulang dan kulit karena idap penyakit paru-paru

GridHEALTH.id - Nasib malang menimpa salah satu bocah berusia 10 tahun bernama Fajar Saefudin warga Haursari, Cianjur, Jawa Barat.

Kondisi tubuh pelajar yang masih duduk di bangku kelas IV madrasah Al-Huda itu sangat memprihatinkan.

Sekarang ini tubuhnya tinggal kulit dan tulang saja saat ditemukan oleh Babinsa Koptu Haryadi pada Kamis (21/3/2019) kemarin.

Melansir Tribun Jabar, sudah beberapa hari belakangan Fajar diketahui tidak mau makan yang membuat kondisinya semakin parah.

Baca Juga : Lucinta Luna Mengaku Habiskan Malam Pertama Sampai 10 Ronde, Hubungan Intimnya Sehatkah?

Setelah disambangi kediamannya, Babinsa mendapati satu keluarga Fajar sedang sakit.

Sang ayah, Aef Saefudin (45) dan ibunya, Vera (42), sedang menderita penyakit paru-paru.

Akibat penyakit kedua orangtuanya itu tidak langsung ditangani, Fajar pun tertular.

Satu keluarga ini tinggal di sebua rumah pengap tak berventilasi yang tak layak huni.

Baca Juga : Kaki Melepuh Hingga Menjadi Nanah, Dokter Tidak Dapat Mendiagnosis Penyakit Wanita 28 Tahun Ini

Mengetahui kondisi ini, Babinsa langsung mengumpulkan warga serta ketua RT setempat, lalu membawa satu keluarga tersebut ke rumah sakit.

"Semula mereka menolak, namun saya paksa dan saya minta bantuan sana sini untuk biaya makan yang menunggu Fajar di rumah sakit," kata Haryadi, ditemui saat melakukan kerjabakti membersihkan dan merenovasi rumah keluarga Fajar, Jumat (22/3/2019).

Menurut keterangan kakek Fajar, Arim (54), penyakit paru-paru ini berawal dari Aef Saefudin, kemudian menular ke sang istri dan Fajar.

"Awalnya batuk batuk menular ke anak dan istri, cucu saya sebulan tak sekolah, seminggu sebelum dibawa kemarin susah makan," kata Arim.

Arim mengaku dirinya sempat beberapa kali membawa cucunya ke puskesmas, namun mereka tidak dapat melanjutkan pengobatan karena biaya terbatas.

Baca Juga : Inilah Alasannya Kenapa Ada Obat Diminum Sebelum dan Sesudah Makan

Akhirnya Fajar hanya mendapat pengobatan sekadarnya.

Dulu Fajar mempunyai dua orang adik, sayangnya keduanya meninggal dunia.

"Adiknya Fajar meninggal dalam usia satu bulan, ia meninggal di rumah seperti sesak, lalu adik Fajar lainnya yakni Fajri, meninggal dalam usia dua tahun," jelas Arim sembari tertunduk.

Babinsa Haurwangi, Koptu Haryadi mengatakan, awal mula ia menemukan keluarga Fajar dari adanya kabar gizi buruk.

"Saya cek ternyata semua keluarganya harus dibawa ke dokter, lalu saya bawa ke dokter Aji, di rumahnya semula satu kamar dihuni empat orang," kata Haryadi.

Haryadi sempat kebingungan karena saat akan dibawa keluarga yang datang dari kalangan tak mampu, tidak memegang uang sepeserpun.

"Semoga aparat dan pemerintah membantu keluarga miskin yang sakit ini, karena mereka tak punya uang sepeser pun," ujar Haryadi.

Diketahui satu rumah yang minim ventilasi ditinggali oleh tujuh orang keluarga Fajar.

Baca Juga : Mantan Personel Coboy Junior, Bastian Steel, Terkapar Akibat Sakit Tipes, Tak Bisa Pecicilan Lagi deh

Rumah yang tidak memiliki ventilasi diibaratkan sepeti tubuh yang tidak mempunyai paru-paru.

Melansir laman Lung.org, ventilasi membantu mengurangi polusi udara dalam ruangan.

Ventilasi juga membuat kualitas udara di dalam rumah menjadi sangat baik dengan mengedarkan udara bersih ke semua penjuru rumah.

Lalu apa yang terjadi jika sebuah rumah mempunyai ventilasi yang buruk?

- Ketika udara tidak cukup bersirkulasi, polusi udara akan menumpuk di dalam ruangan.

- Karbon monoksida dapat menimbun ke tingkat yang mematikan di dalam ruangan tanpa ventilasi yang baik.

- Konsentrasi radon (gas radioaktif alami), yang dapat menyebabkan kanker paru-paru, dapat meningkat di rumah-rumah dengan ventilasi rendah.

- Kelembaban tinggi di luar dapat membuat udara di dalam ruangan lebih lembab, meningkatkan risiko kerusakan kelembaban di dalam ruangan, seperti pertumbuhan jamur atau pembusukan kayu.

Berdasarkan keterangan tetangga, keluarga Fajar juga tak dapat jatah beras raskin.

"Keluarga Fajar sepengetahuan saya dalam sebulan hanya mendapat satu liter beras raskin itupun harus ditebus uang Rp 2 ribu, karena gak ada kartu BSM kalau yang ada kartu bisa diberi beras raskin tiga liter sampai lima liter," ujar seorang tetangga.

Semoga Fajar dan keluarga cepat mendapatkan bantuan ya, baik dari pemerintah maupun donatur.(*)

Baca Juga : Seafood Tak Boleh Dikonsumsi Keluarga Kerajaan Inggris, Tapi Tidak Semua Jenis Seafood