GridHEALTH.id - Seorang bayi 5 bulan yang tidak disebutkan namanya meninggal setelah menjalani praktik sunat yang dilakukan orangtuanya sendiri di rumah.
Sebelum meninggal bayi laki-laki tersebut lebih dulu dilarikan ke rumah sakit di Bologna, Italia, setelah sunat yang dilakuan oleh orangtuanya gagal.
Menurut dokter, bayi malang ini meninggal dunia akibat gagal jantung pada malam dilakukannya praktik sunat tersebut, Jumat (22/3/2019).
Baca Juga : Kentang Goreng Memang Enak, Tapi Berisiko Ketika Dikonsumsi Sering
Atas apa yang dilakukan orangtua si bayi malang ini, kedua orangtuanya menjalani dakwaan pembunuhan.
Menurut Mirror.co.uk, banyak imigran di Italia yang menginginkan putra mereka disunat, tetapi seringnya mereka tidak menemukan dokter untuk melakukannya.
Terlebih biaya yang harus dikeluarkan cukup banyak jika dilakukan oleh petugas profesional, yaitu Rp65 juta, sedangkan jika dilakukan oleh praktisi ilegal hanya menghabiskan 318 ribu.
Dalam dunia medis, sunat mempunyai beberapa manfaat serta risiko kesehatan sendiri.
Baca Juga : Bayi 8 Hari Meninggal Karena Sering Dicium, Terinfeksi Herpes Neonatal
Berdasarkan WebMD, sunat mencegah risiko seseorang mengalami infeksi saluran kemih, infeksi menular seksual pada pria dan kanker penis.
Bahkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengeluarkan panduan mengenai sunat.
Pedoman baru tersebut dikeluarkan setelah para ahli melakukan kajian selama tujuh tahun, termasuk sekelompok studi di Afrika yang menunjukkan sunat dapat membantu menghentikan penyebaran virus AIDS.
"Manfaat sunat laki-laki semakin lebih jelas selama sepuluh tahun terakhir," kata Dr Aaron Tobian, seorang peneliti dari Universitas Johns Hopkins yang terlibat dalam salah satu studi di Afrika.
Baca Juga : Alami Edema, Tasya Kamila Ketakutan karena Cincin Nikahnya Tak Bisa Lepas; 'Jariku Bakalan Busuk Gak Ya?'
Di Amerika Serikat, sunat dilakukan begitu bayi laki-laki dilahirkan.
Dalam panduan baru tersebut, CDC mengatakan bahwa beberapa manfaat sunat, antara lain:
- Menurunkan risiko pria terkena HIV dari pasangan wanita yang terinfeksi antara 50 sampai 60 persen.
- Mengurangi risiko herpes genital dan strain tertentu dari human papillomavirus sebanyak 30 persen atau lebih.
Baca Juga : Waspadai Produk Pembersih Rumah Ini Malah Picu Kanker Hingga Penurunan Fungsi Otak
- Menurunkan kemungkinan infeksi saluran kemih pada masa bayi dan kanker penis di masa dewasa.
Meski begitu, penelitian tidak menunjukkan bahwa sunat bisa mengurangi risiko pria yang terinfeksi HIV untuk menyebarkan virusnya kepada pasangannya.
Tapi berikut risiko yang kemungkinan bisa terjadi setelah lakukan sunat, berdasarkan laman Medical News Today.
- Kulit khatan dipotong terlalu pendek atau dibiarkan terlalu panjang.
Baca Juga : Jamur Bukan Sayuran, Dikonsumsi Rutin Mengurangi Risiko Penurunan Fungsi Otak
- Lukanya tidak sembuh dengan baik.
- Kehilangan darah saat terjadi perdarahan
- Stenosis meatal, di mana aliran urin diubah ke atas, sehingga sulit untuk diarahkan.
- Kerusakan mempengaruhi uretra, tabung yang membawa urin melalui penis, membuat buang air kecil menjadi sulit.
- Dalam kasus yang sangat jarang, mungkin ada amputasi kepala penis yang tidak disengaja.
- Kemungkinan terjadi infeksi atau keracunan darah, yang dikenal sebagai septikemia.
Baca Juga : Benarkah Pemilik Golongan Darah O Lebih Berisiko Meninggal Saat Kecelakaan? Ini Menurut Riset
- Kulit khatan yang tertinggal mungkin menyambung kembali ke penis dan memerlukan operasi kecil lebih lanjut.
- Mungkin ada penurunan sensasi pada penis, terutama saat berhubungan intim.
Tetapi, sunat adalah prosedur yang relatif aman, dan jarang terjadi komplikasi parah.(*)
Baca Juga : Penyebab TBC yang Renggut Nyawa Fajar Saefudin, Bocah 10 Tahun dengan Tubuh Kering Kerontang Asal Cianjur