Dr. Djajadilaga tidak menampik IUD atau KB spiral lebih rentan menimbulkan risiko pendarahan dibanding kontrasepsi menggunakan pil, suntik, atau implan.
"Perdarahan menurut dunia kedokteran disini adalah kalau haidnya banyak," ujarnya saat Media Briefing bertajuk Kemitraan Swasta dan Pemerintah Dalam Meningkatkan Pilihan Metode KB Jangka Panjang, Selasa, (5/7/2011).
Namun ia menegaskan perdarahan disini tidaklah menakutkan seperti yang dibayangkan oleh kebanyakan orang pada umumnya.
Menurut Djajadilaga, efek samping perdarahan pada IUD hanya 12% dan itu pun dianggap akan menimbulkan masalah medik kalau hemoglobinnya turun sampai 8 gram persen.
"Seumur hidup saya belum pernah menemukan perempuan yang gara-gara memakai IUD, Hb-nya turun sampai 8%. Jadi hanya pada masalah haidnya saja yang lama dan banyak," jelasnya.