2. Superovulasi & Inseminasi intrauterin - (SO & IUI)
Jika kehamilan masih gagal dalam tiga siklus pengobatan pertama, maka cara lainnya adalah menggunakan kombinasi stimulasi hormon inseminasi ovarium dan inseminasi intra-uterus.
Baca Juga : Awalnya Tak Percaya Kekasihnya Hamil, Setelah Tes USG Ternyata Ada Bayi Lelaki di Perut Pria Ini!
Penggunaan obat kesuburan ini mendorong banyak telur untuk berkembang secara bersamaan, sehingga bisa meningkatkan peluang hamil.
Ketika banyak telur dilepaskan, risiko kehamilan bayi kembar juga meningkat.
Agar tidak terjadi kehamilan kembar tingkat tinggi (misalnya lebih dari sepasang) atau dari stimulasi ovarium yang berlebihan, cara menguranginya adalah dengan membatasi jumlah folikel dewasa.
Melalui vaginal scanning, pihak medis akan memonitor laju pertumbuhan folikel, jumlah folikel, dan perkembangan lapisan rahim dan akan menyarankan waktu optimal untuk inseminasi intrauterin (IUI).
Baca Juga : Tata Cara Pemeriksaan Glukosa Darah, Penting Untuk Penderita Diabetes
3. ICSI/IVF (In-vitro fertilization) atau bayi tabung
Sama seperti proses bayi tabung pada umumnya, proses fertilisasi ini terjadi di luar tubuh atau in-vitro.
Setelah sel telur dan sperma dipanen atau diperoleh, mereka disatukan di lingkungan laboratorium untuk memungkinkan sperma membuahi sel telur.
Sekitar 2 hingga 5 hari setelah pembuahan, satu atau lebih telur terbaik yang telah dibuahi dimasukkan ke dalam rahim menggunakan kateter.
Sama seperti IVF, ICSI (Intracytoplasmic sperm injection atau Injeksi sperma intrasitoplasma), merupakan prosedur di mana sel sperma individu dimasukkan ke dalam sel telur di lingkungan laboratorium.