Find Us On Social Media :

Penelitian; 'Perilaku Selingkuh Bisa Dipengaruhi Keturunan Genetik', Begini Penjelasannya!

Siapa sangka, ternyata perilaku selingkuh merupakan keturunan genetik?

GridHEALTH.id - Apakah mungkin perilaku selingkuh dari pasangan adalah gen turun menurun dari orangtua mereka?

Ada sebuah penelitian yang sekiranya dapat menjelaskan hal ini.

Dalam sebuah penelitian yang dipimpin oleh Justin Gracia, seorang Doctoral Diversity Fellow SUNY di laboratorium antropologi dan kesehatan evolusi di Binghamton University, Universitas Negeri New York, telah mengambil pandangan luas pada perilaku seksual seseorang.

Ia juga mencocokkan perilaku tersebut dengan gen, hingga muncul lah teori baru tentang apa yang membuat orang seakan 'mati kutu' ketika dihadapkan dengan aktivitas seksual.

Baca Juga : Kisah 'Lelaki Paling Subur di Eropa', Ed Houben Miliki Ratusan Anak dengan Wanita dari Berbagai Negara!

Melansir Science Daily, kemungkinan penyebab seseorang berperilaku seperti ini adakah reseptor dopamin, polimorfisme D4 atau yang disebut dengan gen DRD4.

Gen DRD4 juga diketahui memengaruhi kimia otak hingga perilaku manusia. Ini juga dikaitkan dengan perilaku 'mencari sensasi' seperti konsumsi alkohol dan perjudian yang membuat kecanduan.

"Kami sudah tahu bahwa sementara banyak orang yang mengalami aktivitas seksual, (tapi) keadaan, makna dan perilaku setiap orang berbeda," tutur Garcia.

Menurut Garcia, ada beberapa orang yang bertahan dengan pasangan mereka, sedangkan yang lainnya bisa melakukan hubungan seksual tanpa adanya komitmen dan melakukan one night stand.

Studi ini merupakan hasil dari kumpulan data 181 orang muda dengan sample DNA mereka.

Dari 181 orang yang menjadi peserta studi ini, sebanyak 43 di antaranya memiliki variasi gen DRD4 tertentu.

Garcia dan tim peneliti menentukan bahwa perbedaan individu dalam perilaku seksual memang dapat dipengaruhi oleh variasi genetik individu.

"Apa yang kami temukan adalah bahwa individu dengan varian tertentu dari gen DRD4 lebih mungkin memiliki riwayat hubungan seks yang tidak berkomitmen, termasuk one-night stand dan tindakan perselingkuhan," kata Garcia. 

Baca Juga : Kisah 'Lelaki Paling Subur di Eropa', Ed Houben Miliki Ratusan Anak dengan Wanita dari Berbagai Negara!

Penyebabnya adalah dari sistem kesenangan dan penghargaan, yang merupakan pelepasan dopamin.

Pada saat yang sama, data tersebut juga menunjukkan, hal yang masuk akal apabila seseorang sangat mencintai pasangan mereka melakukan perselingkuhan, namun masih sangat terikat dan peduli pada pasangan mereka.

Semuanya kembali ke variasi DRD4 pada orang-orang ini. Tidak semua orang yang memiliki gen ini berarti selingkuh.

"Hubungan ini asosiatif, yang berarti bahwa tidak semua orang dengan genotipe ini akan memiliki one-night stand atau melakukan perselingkuhan," sambungnya.

Penelitian ini hanya menunjukkan sebagian besar seseorang dengan genetik ini cenderung terlibat dalam perilaku untuk selingkuh.

Di sisi lain, Garcia juga mengingatkan konsekuensi dari perilaku seksual bisa sangat ekstrem.

"One night stand bisa berisiko, baik secara fisik maupun psikologis," lanjut Garcia.

Menurutnya, pengkhianatan bisa menjadi salah satu hal paling menghancurkan yang terjadi pada pasangan.

Baca Juga : Usai Asam Urat Ahmad Dhani Mengaku Sakit Gigi, Ahli; 'Sakit Gigi Salah Satu Gejala Penyakit Jantung!'

Gen-gen ini tidak memberi alasan pada siapa pun, tetapi mereka memberikan pandangan bagaimana biologi kita membentuk kecenderungan dalam berperilaku.

Sayangnya, gen ini tentu saja bisa diturunkan kepada keturunan mereka. "Itu juga warisan. Jika orang tuamu memilikinya, kamu memilikinya."

Studi ini diterbitkan dalam jurnal ilmiah PLos ONE pada 2010 dulu.(*)