Tes Analisis Sperma, Tes yang Membantu Pria Mengatasi Infertilitas

Tes analisis sperma disarankan untuk dilakukan untuk melihat kemampuan sperma membuahi.

Tes analisis sperma disarankan untuk dilakukan untuk melihat kemampuan sperma membuahi.

GridHEALTH.id - Tidak dapat  dipungkiri bahwa faktor ketidaksuburan masih menjadi alasan dari beberapa pasangan belum diberikan keturunan.

Baca Juga : Sedang Cari Donor Sperma, 3 Metode Ini Bisa Dilakukan Salmafina Sunan Demi Wujudkan Mimpi Punya Anak Tanpa Menikah

Ketidaksuburan sendiri tidak hanya disebabkan oleh pihak perempuan saja, namun pihak laki-laki pun bisa berpotensi mengalaminya.

Untuk itu, kedua belah pihak perlu sadar dan legawa menjalankan pemeriksaan pada dirinya sendiri.

Untuk pria misalnya, demi mengetahui kondisi sperma dan mempercepat kehamilan, tes analisis sperma sangat dianjurkan untuk dilakukan.

Namun, seringkali tes ini dianggap remeh dan dihiraukan. Banyak faktor yang menyebabkan pihak laki-laki enggan untuk melakukan tes pemeriksaan, salah satunya karena minim informasi dan malu.

Malu karena takut jika dirinya salah satu penyebab pasangan belum juga hamil. Padahal dengan tes analisis sperma ini, pasangan akan lebih mengetahui kondisi ketidaksuburan yang terjadi sebenarnya.

Baca Juga : Aturan Minum di Saat Puasa Agar Tak Dehidrasi

Dengan begitu, pasangan bisa mengetahui langkah yang harus ditempuh agar bisa memiliki keturunan.  

Tes analisis sperma itu sendiri merupakan tes laboratorium yang berhubungan dengan infertilitas yang dilakukan pada suami. 

Tes analisis sperma disarankan untuk dilakukan untuk melihat kemampuan sperma membuahi dan bertujuan untuk mengetahui;

Baca Juga : Fakta Tentang Obat Diet, Bikin Kekurangan Gizi Hingga Menguras Kantong

1. Bentuk dan gerakan sperma yang sekiranya tidak sempurna

Sperma harus berbentuk sempurna serta dapat bergerak cepat dan akurat menuju ke sel telur dan melakukan pembuahan. Bila bentuk dan strukturnya (morfologi) tidak normal atau gerakannya (motilitas) tidak sempurna, sperma tidak dapat mencapai atau menembus sel telur.

 2. Konsentrasi sperma

Konsentrasi sperma yang normal adalah 20 juta sel/ml semen atau lebih. Jumlah 10 juta sel/ml atau kurang menunjukkan konsentrasi sel yang rendah (kurang subur).

Sedangkan, jumlah 40 juta sperma/ml atau lebih berarti sangat subur. Sebetulnya, jarang kejadian pria sama sekali tidak memproduksi sperma.

Kurangnya konsentrasi sperma ini dapat disebabkan oleh terjebaknya testis dalam lingkungan yang panas.

Baca Juga : Aneka Makanan Sehat Pelancar Haid Ini Wajib Dikonsumsi

Lingkungan itu terbentuk jika suami selalu memakai celana ketat, terlalu sering berejakulasi (hiperseks atau kerap masturbasi), merokok, sering minum alkohol, dan kelelahan.

3. Ada atau tidak semen

Semen adalah cairan yang mengantarkan sperma dari penis menuju vagina. Bila tidak ada semen maka sperma tidak terangkut (tidak ada ejakulasi). Kondisi ini biasanya disebabkan penyakit atau kecelakaan yang memengaruhi tulang belakang pria.

Baca Juga : The Trash Bag Project, Spanduk Bekas Pemilu Bakal Didaur Ulang Agar Tak Jadi Sampah Plastik

4. Kondisi hormon testosteron

Kekurangan hormon ini dapat memengaruhi kemampuan testis dalam memproduksi sel sperma.

5. Kelainan genetik

Dalam kelainan genetik yang disebut sindroma Klinefelter, seorang pria memiliki dua kromosom X dan satu kromosom Y, bukannya satu X dan satu Y. Hal ini menyebabkan pertumbuhan abnormal pada testis sehingga sedikit atau sama sekali tidak memproduksi sperma.

6. Ada atau tidak ada infeksi

Infeksi dapat memengaruhi motilitas (gerak) sperma untuk sementara. Penyakit menular seksual seperti klamidia dan gonore pun sering menyebabkan infertilitas akibat jaringan bekas luka (skar) memblokir jalannya sperma.

Baca Juga : Hari Parkinson Sedunia: Kopi, Kacang & Ikan Dapat Meningkatkan Kekuatan Otak

7. Ada atau tidak ada antibodi pembunuh sperma

Antibodi yang membunuh atau melemahkan sperma biasanya terbentuk setelah suami menjalani vasektomi. Keberadaan antibodi ini menyulitkan kemungkinan terjadinya kehamilan setelah vasektomi dicabut.

8. Mendeteksi kemungkinan kanker

Kanker testis berpengaruh langsung terhadap kemampuan pria memproduksi dan menyimpan sel sperma. Penyakit ini paling sering terjadi pada pria usia 18 dan 32 tahun.

Baca Juga : Saat Hamil Tak Ada Masalah, Setelah Putrinya Lahir Baru Ketahuan Idap Penyakit Langka, Disentuh Saja Bisa Membuatnya Meninggal

Pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan pasien, mengingat biayanya yang tidak sedikit.

Dari sekian banyak pemeriksaan yang ditawarkan, paling tidak ada tiga yang diprioritaskan. Yaitu pemeriksaan yang terkait dengan sperma, saluran telur dan adanya sistem indung telur yang baik.