GridHEALTH.id - Lama tak terdengar kabarnya, kini Keanu Jabaar Massaid, anak mendiang Adjie Massaid dan Angelina Sondakh makin tumbuh besar.
Keanu kini tumbuh menjadi seorang bocah laki-laki berusia 8 tahun.
Seperti kita tahu, semenjak kelahirannya pada 9 September 2009 lalu, Keanu Massaid harus menerima pahitnya hidup tak berada dalam pengasuhan kedua orang tuanya.
Kala menginjak 2 tahun, Keanu Massaid sudah ditinggalkan oleh sang ayah, Adjie Massaid untuk selama-lamanya.
Pada usia 3 tahun, Keanu terpaksa berpisah dengan Angelina Sondakh akibat dakwaan kasus korupsi yang menimpa sang ibunda.
Sejak sepeninggalan Adjie Massaid dan penahanan sang ibu tersebut, Keanu Massaid hidup dalam asuhan Lucky Sondakh dan Sjul Kartina Dotulong, kakek dan neneknya.
Sejak lahir, Keanu Massaid memang sudah jadi sorotan publik.
Saat itu Angelina Sondakh melahirkan bayi lelakinya itu di Rumah Sakit Brawijaya Women and Children, Rabu (09/09/2009) lewat operasi sesar.
"Angie melahirkan jam 8.19Wib, berat 3,9 kilogram dan panjang 55 cm," jelas Sandra, asisten Angie kepada NOVA.id pada Rabu, 9 September 2009 silam.
Selama proses operasi, Angie ditemani sang suami, Adjie Massaid.
Baca Juga: Hari Melahirkan Dimundurkan, Pasangan Ini Harus Rela Kehilangan Anak Pertama yang Sudah Dinantikan
"Semua keluarga kumpul, mas Adjie, Salwa, dan Aaliyah. Ibu dan bapaknya turut hadir," kata Sandra.
Kondisi Angie sudah membaik dan bisa mengobrol serta tertawa.
"Bayinya diberi nama Keanu Jabbar Massaid," terang Sandra.
Padahal, menurut dokter spesialis anak, Dr.Erick Fransisco Kan, M.Med, Sp.A dari Siloam Hospital Karawaci, bayi yang lahir sesar lebih berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan dibandingkan bayi lahir normal.
Berikut risiko kesehatan yang bisa saja diterima oleh bayi yang operasi secara sesar :
Baca Juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Lahirkan Anak Bi-Rasial, Intip Ramalan Kesehatannya Kelak
Gangguan pernapasan TTNB (Transient Tachypnea of the New Born)
TTNB adalah gangguan pernapasan yang paling sering dikhawatirkan terjadi pada bayi sesar. Gangguan ini terjadi akibat cairan yang memenuhi paru-paru janin selama berada dalam rahim tidak terkompresi mengingat bayi sesar tinggal "terima jadi".
Padahal, proses persalinan pervaginam melewati jalan lahir inilah yang memungkinkan cairan yang memenuhi paru-paru semasa janin berada dalam rahim dipompa habis keluar. Selain itu, proses kompresi juga terjadi berkat kontraksi rahim ibu secara berkala.
Kontraksi yang lama-kelamaan semakin kuat ini akan menekan tubuh bayi, sehingga otomatis cairan dalam paru-parunya ikut keluar. Nah, pada bayi sesar, kedua proses kompresi tadi tidak terjadi dengan sempurna.
Rendahnya sistem kekebalan tubuh
Data berdasarkan evidance base memang belum ada. Namun pada proses persalinan normal, bayi berpindah dari rahim yang nyaris steril ke lingkungan luar melalui proses yang berlangsung lama dan melibatkan kontraksi selama berjam-jam.
Saat lahir pun, mulut bayi tidak tertutup sehingga banyak kuman yang masuk ke dalam mulut, bahkan sampai ke pencernaan.
Imbasnya, bayi mengalami kontak alami dengan mikroba floral dalam jalan lahir ibunya yang kemudian berkoloni di ususnya. Hal ini sangat berpengaruh pada perkembangan dan pematangan sistem kekebalan tubuhnya.
Rentan alergi
Baik dari kondisi "kotor" di jalan lahir yang tidak dilalui si bayi yang dilahirkan secara sesar, maupun tertundanya pemberian ASI sesegera mungkin, membuat risiko alergi pada bayi jadi lebih tinggi.
Belum lagi paparan antibiotik yang biasanya diberikan kepada bayi sesar sebagai langkah berjaga-jaga dari kemungkinan infeksi, juga meningkatkan risiko alergi.
Baca Juga: Sempat Terlilit Tali Pusar, Anak Kelima Irfan Hakim Lahir dengan Selamat
Emosi cenderung rapuh
Meski belum terbukti melalui penelitian ilmiah, kondisi psikologis bayi sesar diduga cenderung lebih rapuh dibanding bayi yang dilahirkan secara normal.
Faktanya, bayi yang lahir normal memang dihadapkan pada kondisi tidak nyaman dimana ia harus melewati jalan lahir yang sempit dan berliku disertai tekanan hebat akibat kontraksi rahim.
Perjuangan inilah yang diyakini dapat melatih mental si kecil sejak dini. Boleh jadi faktor ini memberi kontribusi tersendiri terhadap kepribadian si anak kelak.
Akan tetapi pola asuh yang diberikan orangtua dan bagaimana pengaruh lingkungan terbukti lebih ikut memberi warna apakah seseorang lebih tahan banting atau tidak ketika menghadapi stres kehidupan.
Baca Juga: Hamil Anak Ke 3 di Usia 44 Tahun, Penyanyi Alanis Morissette Berisko Lahirkan Anak Cacat
Terpengaruh anestesi
Kondisi ini mungkin saja terjadi. Karenanya, tim dokter yang terdiri dari dokter kebidanan dan kandungan, dokter anak, dan dokter anestesi harus berhitung secermat mungkin agar pembiusan pada bayi berpengaruh seminim mungkin.
Untuk itu, umumnya anestesi yang digunakan adalah anestesi spinal yang berdosis rendah. Penggunaan bius total membuat bayi terlihat agak ngantuk karena dikeluarkan saat masih di bawah pengaruh anestesi.
Minim peluang IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
Bayi sesar kurang mendapatkan kesempatan untuk menjalani IMD alias inisiasi menyusu dini. Ini karena kondisi bayi sesar berbeda dari kondisi bayi lahir normal yang bisa langsung ditempelkan di dada ibunya dengan refleks yang cukup kuat untuk mencapai payudara ibu.
Baca Juga: Bayi Baru Lahir Meninggal Karena Dehidrasi, Sang Ibu Menyesal Karena Tak Memerhatikan ASI-nya
Sementara pada persalinan sesar, hal yang tak bisa segera dilakukan mengingat bayi biasanya langsung dipasangi infus dan selang oksigen guna membantu pernapasannya. Si ibu pun umumnya masih dalam keadaan "teler" akibat pengaruh obat anestesi. (*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth