Find Us On Social Media :

Akan Operasi Gelambir Kulit, Mantan 'Bocah Raksasa' Aria Permana Harus Perhatikan Hal Ini

Aria Permana(13), bocah mantan penyandang obesitas yang sempat viral.

GridHEALTH.id - Masih ingat bocah viral penyandang obesitas asal Karawang, Aria Permana (13) yang super gendut itu ?

Kini bobotnya berkurang drastis menjadi 87 kilogram setelah sebelumnya memiliki bobot mencapai 192 kilogram.

Aria yang kini beranjak remaja memang telah sadar untuk mengatur pola makannya.

Baca Juga: Ingin Perut Rata dan Seksi Dalam Waktu Cepat? Lakukan 6 Hal Ini!

Bimbingan dari binaragawan Ade Rai dimanfaatkan betul oleh Aria untuk mengembalikan berat badannya agar proporsional.

Aria sadar mi instan dan minuman air kemasan yang sempat menjadi kegemarannya itu telah membuat hidupnya tersiksa saat masih berusia 10 tahun.  

Selain kesulitan beraktivitas, lebih dari 1,5 tahun Aria juga hanya bisa telungkup di kasur.

"Sekarang saya jaga pola makan. Pantangannya itu selain mi instan juga enggak boleh makan atau minum yang manis-manis seperti minuman kemasan," kata Aria kepada TribunJakarta.com saat di rumahnya, Kampung Pasir Pining RT 002/01, Desa Cipurwasari, Tegalwaru, Karawang, Jawa Barat, Sabtu (15/6/2019).

Baca Juga: Diet Gagal Akibat 5 Kesalahan Gaya Hidup yang Memperlambat Metabolisme

"Dulu makannya banyak, tapi sekarang lima sendok aja sudah kenyang," kata tambah Aria.

Cerita soal kegemaran Aria terhadap mi instan dan minuman kemasan diamini ayahnya, Ade Somantri.

Konon, sebelum berat Aria "membesar", anak bungsunya itu dalam sehari minimal menghabiskan tiga bungkus mi instan dan puluhan gelas minuman kemasan.

Ade bersyukur setelah menjalani semua rangkaian pengobatan hingga akhirnya menjalani operasi bariatrik atau operasi penyempitan lambung pada April 2017, Aria sudah berubah.

Baca Juga: Tangan & Kaki Bayi Seperti Roti Sobek Bukan Pertanda Obesitas, Itu Wajar dan Sehat

Selain kondisi fisiknya berkurang lebih dari 100 kilogram, kesadaran Aria untuk menjaga pola makannya menjadi hikmah bagi Ade dan keluarganya.

"Dulu saya suka ingetin, 'Kamu emang mau blangsak lagi kayak dulu? Kamu enggak inget gimana dulu cuma bisa tengkurap doang? Tapi aAhamdulilah sekarang dia sudah sadar dan rajin olahraga," kata Ade.

Meski berat badannya sudah turun drastis, namun tubuh bocah kelahiran 15 Februari 2006 itu belum sepenuhnya normal.

Pascaoperasi bariatrik hingga saat ini, Aria yang dulu gemuk menyisakan kulit bergelambir sisa lemak di tubuhnya, terutama di lengan, perut, punggung hingga paha.

Baca Juga: Olahraga Saat Hamil Melindungi Anak Dari Obesitas Dikemudian Hari, 5 Hal Ini yang Harus Diperhatikan

Rencananya Senin (17/6/2019) , berbekal surat rujukan dari RSUD Karawang, Aria akan dibawa orangtuanya ke Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Jawa Barat.

Di Bandung, orangtuanya akan mendampingi Aria untuk berkonsultasi mengenai operasi untuk pengangkatan sisa kulitnya yang bergelambir.

Kulit kekurangan elastisitas setelah berat badan turun atau bergelambir memang akan dialami setiap pasien yang melakukan operasi bariatrik.

Baca Juga: Pemanis Buatan Ternyata Bisa Menyebabkan Obesitas, Ini Penjelasannya

Oleh karena itu, mereka yang berhasil menurunkan berat badan tak jarang melakukan operasi pengencangan lanjutan guna membuang lemak berlebih dan mengencangkan kulit yang bergelambir.

Melansir dari Singapore Health, Konsultan dari Departemen Bedah Plastik, Rekonstruksi, dan Estetika Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), Dr Terence Goh, menjelaskan, prosedur yang disebut dengan bedah pembentukan tubuh (body contouring surgery) berbeda dari prosedur pengencangan perut yang sudah ada selama ini.

Perbedaannya terletak pada jumlah kulit yang dikeluarkan dan prosedur pembentukan tubuh yang cenderung menutupi lebih dari satu area tubuh.

"Misalnya pengangkatan tubuh bagian bawah meliputi perut, paha luar, punggung, dan bokong," kata Goh.

Baca Juga: Penyakit Kista Tak Hanya Mengenai Ovarium, Bisa di Payudara juga Persendian, Simak Gejalanya

Operasi pengencangan tubuh setelah berat badan turun ini biasanya meliputi lengan, payudara, dan perut karena kelebihan kulit seringkali terjadi di area-area tersebut. 

Ada pun orang yang cocok melakukan prosedur ini, kata Dr Terence Goh, adalah mereka yang kehilangan banyak berat badan yang konsisten tetap menjalankan pola hidup sehat.

Poin lainnya adalah berat badan calon pasien harus stabil selama 12 bulan sebelum operasi dilakukan.

Baca Juga: Punya Kode Etik di Medsos, Izin Dokter Cantik Ini Dicabut Setelah Gemar Unggah Foto Seksi

Apalagi bagi mereka yang berhasil menurunkan berat badan lantaran mengidap diabetes.

"BMI harus kurang dari 28. Setelah itu, kondisi seperti diabetes yang bisa mengganggu penyembuhan luka atau malah meningkatkan risiko operasi juga harus terkendali sebelum operasi," tutup Dr Terence Goh. (*)

#gridnetworkjuara #gridhealth