Hotman Paris kemudian mengungkap mekanisme penggajian pramugari yang bergantung pada jam terbang.
"Anda tahu? Pramugari itu gajinya dari jam terbang, kalau dia sering terbang maka dia akan dapat gaji penuh," ungkap Hotman Paris.
"Kalau dia banyak standby, maka ia hanya dapat uang yang sangat kecil," imbuhnya.
Hotman Paris kemudian mengungkap ada oknum direksi maskapai penerbangan swasta yang berusaha melecehkan pramugari, dengan meminta layanan di luar tugas penerbangan.
"Ternyata, oknum direksi dari suatu perusahaan penerbangan swasta, yang meminta 'kamu akan sering terbang kalau kamu mau dengan saya (melayani)'," kata Hotman Paris.
Hotman Paris menceritakan bahwa sang pramugari menolak permintaan sang direksi, hingga akhirnya dia tidak bisa terbang.
"Bahkan dengan berbagai rayuan, karena pramugari ini menolak, standby terus dia tidak pernah terbang, dan selalu di WA kalau mau temanin, ayo terbang, kejam," pungkasnya.
Perlu diketahui, melakukan seks yang tak diinginkan ternyata sangat berisiko bagi kesehatan tubuh dan jiwa wanita.
Mengutip dari ncbi.nlm.nih.gov, K.G Santhya bersama empat orang rekannya pernah melakukan sebuah penelitian untuk mengungkap risiko kesehatan dari masalah ini yang diberi judul “Consent and Coercion: Examining Unwanted Sex Among Married Young Women in India”.
Penelitian ini menggunakan metode survey dan wawancara mendalam yang melibatkan 1.664 wanita muda yang sudah menikah di Gujarat dan Benggala Barat India.