GridHEALTH.id - Payudara wanita biasanya akan mengalami perubahan bentuk seiring dengan bertambahnya usia dan menyebabkan berkurangnya kepercayaan diri.
Kehamilan, menyusui, penambahan atau penurunan berat badan, penuaan serta pengaruh gravitasi dapat menyebabkan payudara kehilangan kekencangannya.
Banyak wanita yang tidak puas dengan bentuk, volume, dan kekencangan payudaranya mempertimbangkan untuk menjalani operasi pengencangan payudara atau yang biasa disebut mastopeksi.
Baca Juga: Sering Tak Nyaman Sepanjang Malam? Ini Kunci Agar Ibu Hamil Tidur Nyenyak
Mastopeksi adalah prosedur bedah yang berguna untuk mengubah bentuk payudara, dengan cara mengangkat kulit berlebih dan mengencangkan jaringan di sekitarnya untuk memperbaiki bentuk payudara wanita.
Pengangkatan payudara biasanya juga dibarengi dengan operasi pembesaran payudara.
Baca Juga: Jalani Operasi Setelah Kecelakaan, Sutradara Film Comic 8 Ini Alami Patah Tulang
Sebelum berpikiran untuk menjalankan prosedur mengencangkan payudara tersebut, akan lebih baik mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan prosedur ini.
Melansir laman Mayo Clinic, pengencangan payudara dapat menimbulkan berbagai risiko, di antaranya :
Baca Juga: Ketahui Makanan Berbahaya yang Tidak Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil
Meninggalkan bekas luka
Prosedur bedah pengencangan payudara akan meninggalkan bekas luka, yang biasanya akan mulai menghilang dalam waktu 1 hingga 2 tahun.
Bekas luka dari pengencangan payudara biasanya bisa disembunyikan dengan bra dan pakaian renang.
Perubahan rasa pada puting payudara
Meskipun akan terasa berbeda pada puting usai operasi, biasanya akan kembali normal dalam waktu beberapa minggu. Namun, ada juga yang merasakan perbedaan yang permanen.
Baca Juga: Larang Penggunaan Kresek Hitam, 5 Daun Ini Lebih Sehat Untuk Bungkus Daging Kurban
Asimetri atau perbedaaan bentuk dan ukuran payudara
Bentuk payudara yang tak sama ini, biasanya terjadi akibat dari perubahan selama proses penyembuhan.
Selain itu, bentuk payudara yang tak sama ini biasanya telah ada sebelum prosedur pengencangan payudara dilakukan.
Kehilangan sebagian atau total areola
Areola adalah daerah gelap yang ada di sekitar puting payudara.
Baca Juga: Ayu Ting Ting Cantik dan Kaya Suka Makan Ceker yang Ternyata Seperti Ini
Meskipun jarang, pengencangan payudara dapat menyebabkan suplai darah ke puting atau areola terganggu.
Hal inilah yang dapat merusak jaringan payudara dan menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh areola pada payudara.
Kesulitan menyusui
Walaupun menyusui bisa dilakukan usai proses pengencangan payudara dilakukan, namun ada beberapa wanita yang mengalami kesulitan memproduksi air susu yang cukup.
Baca Juga: Terbukti, Jalan sehat Cara Jitu dan Mudah Cegah Penyakit Ginjal
Seperti operasi besar lainnya, pengangkatan payudara menimbulkan risiko perdarahan, infeksi, dan reaksi negatif terhadap anestesi.
Mungkin juga, wanita yang menjalani operasi pengangkatan payudara memiliki reaksi alergi terhadap alat-alat bedah yang digunakan selama atau setelah prosedur dilakukan.
Sebelum membulatkan tekad untuk melakukan pengencangan payudara, sebaiknya persiapkan hal-hal-hal berikut.
Periksakan kondisi kesehatan, diskusikan dengan dokter tentang efek dan hasil yang diharapkan, berhenti merokok, hindari konsumsi obat-obatan tertentu, dan siapkan segala hal yang dibutuhkan usai prosedur operasi dilakukan.(*)