Fase IV (postmarketing trial); mencatat ESO pasca pemasaran obat; mengetahui keunggulan si obat.
Hal ini semua harus tegak dengan azas kehati-hatian.
Beda dengan suplemen, apalagi jamu.
Suplemen dan juga jamu dengan nama lain herbal, tidak menjalani uji klinis, tidak diketahui cara kerjanya, tidak diketahui keamanannya, juga tidak diketahui kandungan aktif-nya.
Selain itu, mengenai akar bajakah yang sekarang ini sedang heboh, menurut Abdul Karim, pegawai Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalteng yang biasa masuk hutan, melansir Banjarmasin Post, mengimbau warga agar tidak sembarangan mengonsumsi akar tersebut.
Menurutnya akar bajakah ada ratusan jenis. "Ada jenis akar bajakah yang beracun. Ini yang harus diketahui oleh pencari akar bajakah untuk obat," ujarnya.
Malah dosen Program Studi Biologi FMIPA ULM Witiyasti Imaningsih menyatakan terlalu dini mengatakan akar bajakah bisa jadi obat kanker.
"Langkah pengujian yang dilakukan belum selengkap uji obat kanker. Baru uji in vitro. Hanya mendeteksi senyawa kimia dan kandungan antioksidannya," kata dia, Kamis (15/8).
Baca Juga: Dampak Negatif Deterjen, Bisa Sebabkan Banyak Masalah Kesehatan Hingga Mencemarkan Lingkungan
Apalagi jenis akar bajakah banyak. “Perbedaan varietas juga berpengaruh terhadap khasiatnya. Sangat mungkin kandungan fitokimianya berbeda juga," paparnya.(*)