Find Us On Social Media :

Jakarta Barat Surganya Narkoba, Lebih Sulit Mengelola Stres, Polres Jakbar Buru Bandar dan Produsen Narkoba

Kapolres Jakarta Barat, Kombes Hengki Haryadi saat memberikan keterangan.

GridHEALTH.id - Siapa sangka, Jakarta Barat ternyata disebut sebagai surganya narkoba.

Pasalnya, daerah tersebut ternyata memiliki catatan jumlah kasus penyalahgunaan narkoba terbesar di DKI Jakarta.

Diketahui, selama kurun waktu Juni sampai dengan Agustus 2019 saja, Polres Jakarta Barat menangkap 8 orang tersangka penyalahgunaan narkoba dengan barang bukti sabu seberat 34.000 gram dan ekstasi sebanyak 44.755 butir.

Baca Juga: Komedian Nunung Ketangkap Pakai Narkoba, Begini Cara Narkoba Merusak Otak dan Tubuh, Bikin Gila Hingga Muncul Keinginan Bunuh Diri

Menanggapi masalah tersebut, Polres Jakarta Barat pun membentuk tim khusus untuk memburu para pengedar narkoba di kawasan Jakarta dan sekitarnya. 

"Dulu Jakarta Barat memiliki stigma surga narkoba. Oleh karena itu, kita mengubah strategi dan sasaran sampai ke hulu, artinya pengedar dan produsen yang kita jadikan target operasi," kata Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Hengki Haryadi dikutip dari Kompas.com.Hengki menyebut, pihaknya mengungkap tiga pabrik industri sabu dan satu pabrik ekstasi selama tahun 2018-2019.

Terbaru, Polres Jakarta Barat berhasil menggerebek pabrik industri di wilayah Kalideres pada Juni 2019 lalu.

"Selama tahun 2018, 80% kasus yang kita ungkap adalah pengedar. Selain itu, 9 dari 10 pelaku kejahatan jalanan seperti jambret, pencurian dengan kekerasan, juga terlibat narkoba," ungkap Hengki.

Baca Juga: Diisukan Nikahi Pedangdut Muda, Glenn Fredly Malah Akui Penyakitnya: 'Jujur Saya Sempat Mengalami Penyakit Kronis'Sebelumnya, Direktorat Reserta Narkoba Polda Metro Jaya memusnahkan barang bukti jenis sabu sebanyak 71,8 kilogram dan ekstasi sebanyak 15.326 butir.

Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono mengatakan, barang bukti yang dimusnahkan itu merupakan pengungkapan kasus narkoba di wilayah hukum Polda Metro Jaya selama Juni sampai dengan Agustus 2019.

Berdasarkan pengungkapan itu, polisi juga mengamankan 154 tersangka.

Gatot pun mengimbau masyarakat untuk turut serta menekan angka peredaran narkoba khususnya di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Baca Juga: Anak Sulung Ruben Onsu Alami Hal Lebih Mengerikan dari Mimpi Buruk: 'Ada Darah di Perut Ayah, Cici Takut', 4 Cara Ini Bisa Usir Teror yang Menghantuinya

"Kalau narkoba kita biarkan terus tentunya akan mengganggu. Kita harus memberantas bersama, tidak bisa sendiri-diri," katanya.

Seperti kita ketahui, memakai tidak hanya akan merugikan diri sendiri, tapi orang lain disekitar juga.

Dikutip dari Kompas.com, dokter kesehatan jiwa, dr. Andri, SpKJ, FAPM menjelaskan, zat golongan amfetamin atau metamfetamin seperti sabu-sabu dan ekstasi dapat menyebabkan lonjakan hormon serotonin dan dopamin berkali-kali lipat dari biasanya.

"Hal ini yang membuat pengguna stimulan merasakan rasa nyaman dan gembira luar biasa," jelas Andri.

Baca Juga: Bisa Kurangi Stres, Sekelompok Pemuda Buka Jasa Melupakan Mantan

Orang yang konsumsi sabu akan merasa lebih percaya diri. Namun, efek menyenangkan itu hanya terjadi sesaat.

Namun dari semua itu, efek berbahaya yang sebenarnya akan terjadi adalah kerusakan keseimbangan sistem di otak.

Akibatnya, mereka yang mengonsumsi sabu bisa menjadi lebih sulit mengelola stres.

Penggunaan sabu dalam jangka panjang bisa menimbulkan efek gangguan kecemasan di kemudian hari.

Baca Juga: Studi: Jutaan Pasien Diabetes Menerima Pengobatan Berlebihan, Ini Dampaknya Bagi Kesehatan

Bahkan efek tersebut masih muncul setelah sudah tak lagi konsumsi sabu.

Gejala kecemasan bisa berupa jantung berdebar tiba-tiba, sesak napas, hingga perasaan melayang.

Hal itu terjadi karena sudah rusaknya keseimbangan sistem hormon serotonin dan dopamin di otak.

Efek lain juga bisa muncul gejala psikotik, seperti ide-ide paranoid. Mereka bahkan jadi rentan depresi.

Baca Juga: Masih Ngelak akan Bahaya Vape? 22 Orang Jadi Korbannya dan Harus Dirawat di Rumah Sakit

Melansir duniabebasnarkoba.org, penggunaan narkoba jenis apapun dalam waktu yang lama mengurangi rasa lapar alami, sehingga penggunanya akan mengalami penurunan berat badan yang luar biasa.

Selain itu, pola tidur juga akan kacau, hiperaktif, rasa mual, delusi kekuasaan, lebih agresif dan sifat lekas marah.

Baca Juga: Alami Gejala Berikut Ini, Waspadai Infeksi Saluran Kemih Yang Kerap Tak Disadari

Efek-efek lain yang juga mengkhawatirkan adalah insomnia, kebingungan, halusinasi, kecemasan, paranoia dan lebih agresif. Dalam beberapa kasus, mengalami konvulsi yang dapat berakibat kematian.(*)

#gridhealthid #inspiringbetterhealth