GridHEALTH.id - Akhir-akhir ini kita dihadapkan dengan pembicaraan mengenai kebiri kimia yang kabarnya akan diberikan pada pelaku kasus rudapaksa.
Kabar sangsi tegas ini dihebohkan akibat adanya pemberitaan mengenai seorang pria yang telah melakukan pelecehan terdap 9 anak perempuan di bawah umur.
Peristiwa bejat ini terjadi di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Akibat hal tersebut, sang pelaku dijatuhi hukuman kebiri kimia.
Baca Juga: Wajah Ratna Sarumpaet Sempat Lebam dan Bengkak, Inilah Efek Samping dari Infeksi Pasca Operasi
Lantas bagaimana proses kebiri kimia dan apakah bisa meminimalisir tindak pelecehan?
Menurut sebuah penelitian yang diunggah dalam Journal of Korean Medical Sciences, menjelaskan bahwa kebiri kimia dilakukan dengan menggunakan obat-obatan hormonal untuk mengurangi tindak kekerasan terhdap wanita.
Upaya manipulasi hormon pertama yang dilaporkan untuk mengurangi perilaku menyimpang patologis terjadi pada tahun 1944, ketika dietilstilbestrol diresepkan untuk menurunkan kadar testosteron.
Testosteron adalah hormon utama yang terkait dengan libido dan fungsi seksual pada pria, dan beberapa penelitian telah melaporkan bahwa pelaku kekerasan memiliki tingkat androgen yang lebih tinggi.
Berbagai teori komprehensif tentang pelanggaran seksual telah memasukkan faktor-faktor hormonal meskipun secara mengejutkan hanya ada sedikit bukti dan pengebirian bedah dan kimia tidak diragukan lagi mengurangi minat, kinerja, dan pengulangan hubungan intinm yang melanggar.
Medroxyprogesterone acetate dan cyproterone acetate telah digunakan di seluruh Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa untuk mengurangi fantasi dan keinginan untuk melakukan hubungan intim yang melanggar hukum.
Tindak kebiri dilaporkan menghasilkan hasil yang pasti, bahkan pada pelaku pedofil atau pelaku kejahatan menyimpang pada anak-anak.
Kebiri kimia menggunakan agonis LHRH yang mengurangi testosteron yang bersirkulasi ke tingkat yang sangat rendah, dan juga menghasilkan prnurunan tindak kriminal meskipun ada faktor psikologis yang kuat yang berkontribusi terhadap pelanggaran tersebut.
Kebiri kimia memiliki beberapa keunggulan dibandingkan kebiri bedah pada umumnya, yaitu:
1. Berpotensi seumur hidup
Meskipun kebiri kimia berpotensi seumur hidup bagi beberapa pelaku, hal itu memungkinkan pelaku kejahatan seksual melakukan aktivitas biologis secara normal.
2. Mengurangi tingkat tindak pengulangan
Tingkat pengulangan atau residivisme untuk pelaku kejahatan ini dapat menurun drastis, bahkan efek kebiri kimia lebih baik dibanding kebiri beda yaitu sebesar 40%.
3. Mengurangi kanker prostat
Sepeeti yang banyak diberitakan, kanker prostat adalah salah satu penyakit yang paling diderita pria.
Namun obat-obatan anti-libido dapat mengurangi risiko penyakit ini.
Sepertinya kebiri kimia ini memang dapat menekan angka kejahatan serupa.
Walau banyak yang menyetujui akan hal ini, melansir Kompas.com, rupanya dari pihak keluarga tersangka rudapaksa tersebut meminta permohonan agar sang tersangka tidak diberikan sangsi kebiri kimia.
Baca Juga: Wajah Ratna Sarumpaet Sempat Lebam dan Bengkak, Inilah Efek Samping dari Infeksi Pasca Operasi
Untuk lebih pastinya apakah sang tersangka akan benar-benar diberikan kebiri kimia, kita tunggu saja kabar selanjutnya. (*)