Find Us On Social Media :

Wanita Tak Bisa Hamil Akibat Kanker Serviks? Mitos, Ketahui 5 Mitos Lain Tentang Kanker Serviks Ini

Ketahui 5 mitos tentang kanker serviks yang tak perlu dipercaya.

GridHEALTH.id – Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang sering menghantui wanita.

Kanker serviks adalah jenis kanker yang terjadi pada leher rahim, atau bagian bawah rahim yang terhubung ke daerah kewanitaan.

Penyakit ini terjadi ketika sel-sel serviks tumbuh secara tidak normal, kemudian menyerang jaringan dan organ tubuh lainnya.

Baca Juga: Inilah 5 Ciri-ciri Wanita yang Berisiko Terkena Kanker Serviks!

Ketika invasif dan semakin parah, kanker ini akan merusak sel pada leher rahim, dan kemungkinan akan menyebar ke bagian tubuh lainnya, terutama pada paru-paru, kandung kemih, daerah kewanitaan dan anus.

Penyakit kanker serviks ini bisa disebabkan oleh virus human papillomavirus atau disebut HPV, dan infeksi menular seksual (IMS) atau sexual transmitted disease (STD).

Baca Juga: Sakit Hati Hingga Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Fairuz A Rafiq Bangkit Kembali: 'Lebih Kuat dan Harus Lebih Kuat Demi Anak-Anak'

Jenis kanker ini sudah pasti menakutkan bagi wanita, sebab kanker ini menyerang rahim yang berfungsi untuk mengandung janin.

Berbagai mitos menakutkan dari kanker serviks ini pun, semakin marak berkembang dan dipercayai oleh banyak wanita.

Baca Juga: Alergi Air Mata Hingga Rambutnya Sendiri, Wanita Cantik Ini Cukur Habis Rambutnya Sampai Tak Bersisa

Bahkan, sebagain orang ada yang mengasumsikan jika kanker serviks dapat menghilangkan kesempatan wanita untuk hamil dan memiliki anak.

Padahal kebenarannya belum tentu dibuktikan dan bisa jadi hanya mitos belaka.

Melansir laman The University of Texas MD Anderson Cancer Center, 5 mitos tentang kanker serviks yang tak perlu dipercayai, yaitu :

 Baca Juga: Musim Kemarau, Atasi Gejala Batuk Dengan Rajin Mencuci Tangan

1. Harus melakukan tes kesehatan setiap tahun agar tak terinfeksi virus HPV

Tes screening kanker serviks atau tes HPV, tak harus dilakukan setiap tahun.

Adapun waktu-waktu yang bisa dijadikan pedoman untuk melakukan tes HPV pada wanita, yaitu :

Baca Juga: Akibat Video 'Merem Melek Keenakan', Vanessa Angel Disarankan Warganet ke Psikiater: 'Khawatir Nanti Makin Parah Gangguan Jiwanya'

-Usia 21 hingga 29 tahun : melakukan tes setiap 3 tahun

-Usia 30 hingga 64 tahun : melakukan tes setiap 5 tahun

-Usia 65 dan lebih tua : sebelum melakukan tes, lebih baik untuk berkonsultasi terlebih dahulu, apakah tes HPV ini harus atau tak perlu dilakukan.

Baca Juga: Alergi Air Mata Hingga Rambutnya Sendiri, Wanita Cantik Ini Cukur Habis Rambutnya Sampai Tak Bersisa

2. Virus HPV sangat langka dan hanya diderita oleh beberapa orang

Faktanya, virus ini sangat umum menjangkit tubuh manusia, dengan persentase sekitar 80% bagi pria dan wanita terinfeksi virus HPV.

Inilah yang membuat kita harus memastikan mendapatkan vaksin dan tes HPV, untuk mencegah penyakit kanker serviks ini.

Baca Juga: Jangan Larang Anak Konsumsi Cokelat Saat Batuk, Ternyata Cokelat Malah Bisa Menyembuhkannya

3. Jika terinfeksi virus HPV, bisa sembuh dengan sendirinya

Virus HPV memang bisa tak menimbulkan gejala, sehingga bisa hilang dengan sendirinya.

Namun pada sebagain orang, infeksi HPV ini dapat menimbulkan gejala dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang serius, seperti kutil kelamin dan beberapa jenis kanker, salah satunya adalah kanker serviks.

4. Penderita kanker serviks tak bisa memiliki anak

Memang, penderita kanker serviks biasanya akan menjalani histerektomi atau kemoterapi, serta pengobatan dengan radiasi di daerah panggul untuk menyembuhkan kanker ini.

Baca Juga: Alergi Air Mata Hingga Rambutnya Sendiri, Wanita Cantik Ini Cukur Habis Rambutnya Sampai Tak Bersisa

Namun, ada berbagai banyak pilihan pengobatan kanker serviks lainnya yang memungkinkan dokter untuk tetap menjaga kesuburan pasiennya, sehingga tetap memiliki kesempatan untuk menghasilkan anak.

Selain itu, dokter juga dapat melakukan berbagai tindakan untuk tetap menjaga kesuburan penderita, sebelum menjalani kemoterapi ataupun radiasi.

Misalnya, dokter bisa menggunakan alat yang berguna untuk membekukan sel telur atau embrio, sehingga tetap ada kemungkinan bagi penderita kanker serviks untuk hamil.

 Baca Juga: Sakit Hati Hingga Terbaring Lemah di Rumah Sakit, Fairuz A Rafiq Bangkit Kembali: 'Lebih Kuat dan Harus Lebih Kuat Demi Anak-Anak'

5. Kanker serviks adalah penyakit turun-temurun

Beberapa jenis kanker, seperti misalnya kanker payudara dan ovarium, memang bisa diturunkan dari orangtua pada anaknya.

Baca Juga: Kenalan Lewat Apliksi Online, Wanita Ini Termukan Pria Idap Nekrofilia Suka Bau Mayat Hingga Simpan Stok Darah

Namun, hal ini tidak berlaku pada penyakit kanker serviks. Sebab, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV, bukan karena bawaan genetik dari orangtua.

Di atas adalah mitos kanker serviks yang tak perlu dipercayai.

Untuk mencegah tubuh terkena infeksi HPV penyebab kanker serviks ini, pastikan untuk mendapatkan vaksin HPV dan melakukan tes HPV untuk melihat ada atau tidaknya virus penyebab kanker serviks ini dalam tubuh.

Baca Juga: Akibat Video 'Merem Melek Keenakan', Vanessa Angel Disarankan Warganet ke Psikiater: 'Khawatir Nanti Makin Parah Gangguan Jiwanya'

Sebab, kanker serviks biasanya tak menunjukkan gejala apapun saat stadium awal dan mungkin akan terdeteksi jika sudah semakin parah. (*)