Find Us On Social Media :

Alergi Pada Anak, Tidak Bisa Disembuhkan Namun Bisa Dikendalikan

Alergi pada anak biasanya diturunkan dari orangtuanya.

GridHEALTH.id - Dari tahun ke tahun, angka kejadian penyakit alergi terus meningkat di dunia ini, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Alergi Antibiotik Bisa Bahayakan Nyawa, Ini Jenis Alergi Lainnya

Hal ini disebabkan pola hidup masyarakat yang kini telah berubah dan menyebabkan lingkungan yang memudahkan terjadinya penyakit alergi.

Selain itu, masih banyak orang salah kaprah saat mendeteksi penyakit alergi, termasuk dalam mengobatinya.

Misalnya, masih ada orangtua yang menghindari makanan tertentu pada penderita alergi, padahal belum tentu makanan tersebut menjadi penyebab terjadinya alergi.

Dalam buku "Mengenal Alergi pada Anak" karangan Dr.dr. Zakiudin Munasir SpA(K) dijelaskan sebab-musabab terjadinya alergi dan cara penanganannya.

Buku ini memang berisi pengetahuan praktis bagi kaum awam dan kalangan medis agar tidak terulang lagi kesalahan dalam penanganan anak yang mengalami reaksi alergi.

Baca Juga: Hati-hati, 5 Gangguan Mata ini Disebabkan Polusi di Musim Kemarau

Faktor pencetus terjadinya alergi pada anak bisa datang dari berbagai sumber. Sebut saja tingginya polusi udara akibat lingkungan tak bersih, debu di dalam rumah, pengharum ruangan, bahan-bahan kosmetik, hingga bakteri atau virus, serta zat-zat pada makanan tertentu.

Alergi yang dimiliki oleh seseorang baik berupa makanan atau hal lain merupakan sesuatu yang tidak nyaman. Masalah alergi ini biasanya bisa diturunkan ke anak ketika orangtua memiliki alergi yang sama.

Baca Juga: Ini Jawabannya, Mengapa Kelebihan Karbohidrat Bisa Bikin Cepat Gemuk

"Apabila kedua orangtua punya alergi, anaknya punya risiko 40-60% terkena alergi. Meningkat 80% jika orangtuanya punya alergi sama," ungkap Budi Setiabudiawan, Konsultan Alergi dan Imunologi Anak seperti dikutip dari Kompas Health. 

Sayangnya, alergi tidak bisa disembuhkan. "Hanya bisa dikontrol dengan mengenali gejala alergi sejak dini," katanya lagi.

Dengan mengenali sejak dini, alergi tidak akan terlalu parah dan menghindari risiko penyakit lanjutan seperti jantung, hipertensi dan ginjal.

"Kenali gejala alergi di tiga tempat, kulit, saluran cerna dan pernapasan. Seperti anak sering gumoh, mual, dermatitis eksim dan batuk pilek," ujarnya.

Setelah mendapat gejala alergi, orangtua bisa melakukan anamnesa atau mengira-ngira dengan mengetahui kapan dan di mana anak mengalami alergi.

Baca Juga: Peneliti Bantah Klaim Kelompok LGBT, 'Tak Ada Gen Sebabkan Orang Jadi Gay'!

"Kalau munculnya bukan setelah makan seperti di malam dan pagi hari saat anak di rumah, kemungkinan besar karena tungau karena tungau mati saat terkena sinar matahari".

Jika alergi makanan atau minuman tertentu, cobalah mendeteksi beberapa jenis panganan yang pernah disantap sebelumnya. Lalu, konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan kulit atau darah.

Baca Juga: Studi: Minum Kopi di Malam Hari Tak Pengaruhi Kualitas Tidur

"Setelah itu, kita harus mencari apa alternatif nutrisinya. Jangan dibatasi terlalu berlebihan, nanti justru nutrisi dan pertumbuhannya kurang. Kalau alergi susu sapi, bisa pilih susu soya," tandasnya. (*)