Find Us On Social Media :

Mata Thareq Kemal Habibie, BJ Habibie dan Ainun Donorkan Matanya, Sang Nenek Dokter Spesialis Mata di Jogjakarta

Thareq Kemal Habibie kabarkan kondisi terkini BJ Habibie. Penampilannya membuat masyarakat penasaran.

GridHEALTH.id – Setelah mengumumkan meninggalnya Presiden Indonesia ke tiga, BJ Habibie, Thareq Kemal Habibie, menjadi buah bibir masyarakat.

Banyak masyarakat yang menelusuri rekam jejaknya.

Mereka umumnya ingin tahu ada apa dengan mata kanannya yang ditutup.

Baca Juga: Awas Bahaya Mata Kering yang Menjangkit Pengguna Gawai, Gejalanya Kerap Diabaikan, Risikonya Fatal

Walau banyak awak media yang bisa mewawancarainya, tapi tidak ada satu pun jurnalis yang berani menanyakan kondisi atau kenapa mata kanan Thareq Kemal Habibie di tutup.

Penampilan Thareq ini kemudian membuatnya disandingkan dengan sosok 'Nick Fury' di film Avenger.

Sayang, hingga berita ini dipublish, tidak ada satupun informasi atau data tentang kesehatan Thareq Kemal Habibie.

Apalagi prihal alasan kenapa mata kanana Thareq Kemal Habibie ditutup sehingga mirip 'Nick Fury' di film Avenger.

Baca Juga: Viral Mata Bocah 2 Tahun Bisa Berubah Warna, Ternyata Gangguan Ini Pengaruhi Warna Mata

Namun, GridHEALTH.id mendapatkan sebuah data yang mengagumkan mengenai hal ini, mata.

Ternyata, ayah dari Thareq Kemal Habibie, Bacharuddin Jusuf Habibie atau yang kita kenal sebagai BJ Habibie, telah mendonorkan matanya.

Tak banyak yang tahu memang jika BJ Habibie ternyata telah terdaftar sebagai pendonor mata di Bank Mata Indonesia.

Niatan mulia ini bahkan telah dilakukannya sebelum meninggal dunia, tepatnya pada tahun 2016 silam.

Melansir Grid.id, dari Kompas.com (4/5/2016), fakta ini diungkap Ketua Bank Mata Indonesia Tjahjono Gondhowiardjo dalam acara program 'Sepuluh Ribu Mata' oleh Pollux Habibie International pada (3/5/2016).

Baca Juga: Main Game Hingga Jam 3 Dini Hari, Wanita Ini Rasakan Matanya Seperti Tersengat Hingga Divonis Bisa Alami Kebutaan Permanen

Tjahjono menuturkan, Ainun Habibie pun juga mendaftarkan diri jadi pendonor mata.

Namun, mengingat riwayat penyakit kanker yang diidap Ainun Habibie, niatan itu urung dilaksanakan.

"Pak Habibie telah terdaftar (pendonor mata). Ibu Ainun dulu juga (terdaftar sebagai pendonor), tetapi karena ibu meninggal kondisinya berat, juga ada faktor kanker, jadi tidak bisa jadi donor saat itu," ujar Ketua Bank Mata Indonesia Tjahjono Gondhowiardjo dilansir Kompas.com.

Terdaftarnya nama BJ Habibie sebagai pendonor mata menjadi bukti kesediaannya untuk memberikan kornea mata jika meninggal dunia nantinya.

Menurut Tjahjono menjadi pendonor mata tidak terbatas usia.

Baca Juga: Awas Bahaya Mata Kering yang Menjangkit Pengguna Gawai, Gejalanya Kerap Diabaikan, Risikonya Fatal

Seperti diketahui BJ Habibie telah menginjak usia kepala 8 saat mendaftar jadi pendonor mata, namun kondisi matanya masih sehat.

Mereka yang masih muda belum tentu matanya lebih sehat dari mereka usia tua.

"Ada pasien yang dioperasi saat usia 40 tahun. Dia mendapat donor dari orang berusia 80 tahun. Sekarang, orang yang dioperasi itu sudah berusia 80 tahun juga. Bayangkan, pada matanya ada kornea hidup 120 tahun," jelas Tjahjono.

Lebih lanjut, pihak Bank Mata tidak mengambil satu bola mata utuh dari pendonor, melainkan hanya bagian korneanya saja.

Tjahjono berharap banyak orang mengikuti langkah Habibie dan Ainun ini mengingat sangat banyak masyarakat Indonesia masih yang mengantre mendapat donor mata.

Baca Juga: BJ Habibie Wafat, Sekretaris Pribadi Beberkan Penyakitnya: 'Sama Seperti yang Dialami Almarhumah Hasri Ainun Habibie'

Selain itu, tak banyak juga yang tahu jika BJ Habibie mempunyai nenek yang berprofesi sebagai dokter mata di Jogjakarta.

Melansir Tribun Timur.com, BJ Habibie merupakan anak keempat dari 9 bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA Tuti Marini Puspowardojo.

RA Tuti Marini Puspowardojo merupakan anak seorang dokter spesialis mata di Jogjakarta, dan ayahnya yang bernama Puspowardjojo pemilik sekolah di sana.

Sedangkan marga Habibie dicatat secara historis berasal dari wilayah Kabila, sebuah daerah di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.(*)