Find Us On Social Media :

Kesehatan BJ Habibie Turun Naik Pasca Ditinggal Ainun, Statistik Menyebutkan Pria Berisiko Depresi dan Cepat Meninggal Jika Istri Wafat Lebih Dulu

BJ Habibie dan Ainun

GridHEALTH.id - Indonesia tengah berduka atas kepergian Bacharuddin Jusuf Habibie atau lebih dikenal dengan BJ Habibie.

Baca Juga: BJ Habibie Wafat, Sekretaris Pribadi Beberkan Penyakitnya: 'Sama Seperti yang Dialami Almarhumah Hasri Ainun Habibie'

BJ Habibie pergi untuk selama-lamanya pada Rabu (11/09/2019) di RSPAD Gatot Soebroto pada pukul 18.03 WIB.

Presiden ketiga Republik Indonesia ini dikenal karena kecerdasan dan prestasi yang BJ Habibie raih semasa hidupnya.

Tak hanya itu, kisah cinta BJ Habibie dengan istrinya Ainun Habibie pun melekat di benak masyarakat Indonesia.

Menjadi kisah cinta yang begitu romantis dan melegenda, perjalanan cinta Habibie dan Ainun bahkan tertulis dalam sebuah novel hingga diangkat menjadi sebuah film layar lebar.

Mendulang begitu banyak kesuksesan, film yang mengisahkan tentang perjalanan cinta Ainun dan Habibie tersebut kini bahkan telah memasuki film yang ke-3.

Baca Juga: Sebelum ke Dokter, Ini Cara Mengobati Masalah Gigi dan Mulut di Rumah

Menulis sendiri perjalanan cintanya dengan Ainun, tak banyak yang tahu jika Habibie mengalami pergolakan batin berujung depresi kala ditinggal cinta sejatinya.

Kehilangan cinta sejatinya, Habibie yang selalu bahagia dan kuat dengan adanya Ainun di sisinya pun langsung terpuruk hingga alami depresi.

Baca Juga: Hati-hati, Ini Dia Tiga Penyebab Tak Lancar Menyusui ASI

Seminggu setelah kepergian Ainun, hidup Habibie bahkan sempat kacau. Ia menceritakan bahwa dirinya terus menangis sembari memanggil nama Ainun.

Ia bahkan merasa dirinya seperti anak kecil lantaran kesedihan yang dialaminya. Berjalan tanpa sepatu, menangis sembari memakai baju tidur pun dulu ia lakukan kala terpuruk atas meninggalnya Ainun.

Sebuah penelitian menemukan bahwa suami yang ditinggal istri lebih besar kemungkinannya depresi dan meninggal ketimbang istri yang ditinggal suami.

Peneliti menganalisis catatan data pasangan menikah yang lahir pada tahun 1910 - 1930. Hasilnya menemukan bahwa pria memiliki kemungkinan meninggal 30% lebih tinggi setelah ditinggal mati sang istri. Sedangkan pada wanita yang menjanda, risiko kematiannya normal-normal saja.Menurut para peneliti dari Rochester Institute of Technology di AS, ketahanan istri setelah suaminya meninggal ini diduga karena wanita lebih mandiri dan siap.

Baca Juga: Studi: Jangan Olahraga Kalau Sedang Bad Mood, Ternyata Ini Dampaknya

Ketika istrinya meninggal, pria seringkali tidak siap dan merasa kehilangan 'pengasuh' atau orang yang peduli secara fisik serta emosional. Kehilangan ini berdampak langsung pada kesehatannya.

"Mekanisme yang sama cenderung lebih lemah ketika kebanyakan wanita ditinggal suaminya meninggal. Oleh karena itu, kaitan antara kematian istri mungkin merupakan cerminan dari seberapa dekat pasangan dari waktu ke waktu," kata peneliti, Javier Espinosa seperti dilansir Medical Daily, Kamis (12/09/2019).

Baca Juga: Musim Kemarau Bisa Berdampak Dehidrasi, Wanita Ternyata Lebih Rentan

Para peneliti juga mempelajari data kematian yang memuat lebih dari 69.000 wanita menikah berusia 20 - 50 tahun selama 9 tahun.

Mereka menemukan hubungan yang kuat antara kematian anak dan kematian ibu. Wanita yang kehilangan seorang anak memiliki kemungkinan meninggal 3 kali lipat dalam waktu 2 tahun setelah kematian anaknya.Bahkan, para peneliti menemukan angka kematian ibu secara keseluruhan meningkat sampai 133 % setelah kematian seorang anaknya.

Temuan ini dapat menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan kesehatan publik dan intervensi yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu setelah kematian buah hati."Sejauh yang saya ketahui, ini adalah penelitian empiris pertama yang secara empiris menganalisis masalah ini menggunakan data besar yang secara nasional mewakili AS," kata Espinosa

Baca Juga: Empat Cara Alami Singkirkan Bau Badan Meski Berkeringat

Kini Habibie telah menyusul Ainun dan meninggalkan dunia untuk selama-lamanya. Selamat jalan BJ Habibie, jasamu akan terus abadi dan dikenang oleh seluruh masyarakat Indonesia. (*)