"Psikosomatis malignant istilahnya, sehingga tenggelam dalam kesedihan," ujar Habibie.
Walau terdengar sepele, namun kondisi tersebut dapat menyebabkan gangguan mental dan fisik.
Gejalanya bisa meliputi merasa cemas dan stres, detak jantung cepat, berdebar, merasa sakit (mual), tremor, berkeringat, mulut kering, sakit dada, sakit kepala, sakit perut dan napas menjadi cepat.
Gangguan psikosomatis mencakup penyakit seperti eczema, hipertensi, psoriasis, dan bahkan penyakit jantung.
Benar saja, tepatnya pada Maret 2018, peraih dwi kewarganegaraan kehormatan Jerman ini juga sempat dirawat intensif di salah satu Muenchen, Jerman, akibat klep jantung bocor.
"Diketahui klep jantung termonitor ada kebocoran, seperti yang dialami oleh almarhumah Hasri Ainun Habibie," kata Rubijanto, sekretaris pribadi BJ Habibie, dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/3/2018).
Akibat kebocoran klep jantung itu, terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter, sehingga Habibie terasa sulit bernapas.
"Tensi (tekanan darah) meningkat sampai 180 atas," ujarnya.
Akhirnya sejak Minggu (1/9/2019), BJ Habibe kembali harus masuk rumah sakit di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, untuk perawatan intesif oleh dokter Kepresidenan.
Kamis 11/09/2019, pukul 18.05 WIB, BJ Habibie tutup usia.
Baca Juga: Plak Gigi Ternyata Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Dini Akibat Kanker.