GridHEALTH.id – Betul bahwa pasien yang mengalami peradangan kulit menahun atau biasa disebut psoriasis banyak yang menarik diri dari lingkungan.
Baca Juga: Fashion Blogger Cantik Ini Mengaku Mengidap Psoriasis; Kalau Bangun Tidur Bisa Berdarah-darah
Sebabnya, belum ada obat yang mampu menyembuhkan, sehingga penyakit ini selalu berpotensi kambuh dan membuat mereka tidak percaya diri.
“Baik pria maupun wanita, dari segala usia, dapat menderita penyakit ini,” kata dr. Danang Tri Wahyudi Sp.KK(K), spesialis kulit dari Rumah Sakit Dharmais seperti dikutip dari Kompas Health (16/08/2017)
Menurut Tri, perjuangan Orang dengan Psoriasis & Psoriatik Arthritis (ODPA) tidak hanya dalam melawan rasa sakit, tapi juga beban psikologis dan emosional yang besar.
Prevalensi depresi pada ODPA bisa mencapai 50%, setara dengan pasien penyakit kronis lainnya seperti kanker, artritis, hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes.
“Tidak dapat dipungkiri, psoriasis memiliki dampak besar bagi kesehatan fisik dan mental. Kualitas hidup pasien sudah pasti menurun dan mempengaruhi kepercayaan diri mereka,” katanya.
Psoriasis umumnya ditandai dengan ruam merah di kulit, kulit mengelupas, menebal, kering, dan bersisik. Tanda-tanda tersebut terkadang disertai rasa gatal atau perih. Penyakit ini muncul karena sel-sel kulit diproduksi secara berlebihan.
Di Indonesia, belum ada data jumlah ODPA. Sebagai gambaran, di Amerika Serikat ada sekitar 7,5 juta orang mengidap penyakit ini. Total biaya pengobatan pada 2013 diperkirakan mencapai $51,7-63,2 miliar atau triliunan rupiah.
Terdapat beberapa cara terapi psoriasis. Misalnya dengan salep oles (topical), obat telan (sistemik), maupun penyinaran menggunakan sinar UVA & B.
Namun, hanya ada beberapa rumah sakit di Indonesia yang menyediakan pengobatan melalui penyinaran UVA & B karena biaya yang besar. Pilihan terapi lain adalah menggunakan monoclonal antibody dengan terapi secukinumab.
Namun, semua pengobatan tersebut sifatnya hanya membantu meredakan gejala penyakit dan tidak menyembuhkannya. Sewaktu-waktu penyakit ini dapat timbul kembali.
Harapan baru muncul bagi ODPA ketika penelitian Rieder SA dkk yang diterbitkan tahun 2010 menyatakan psoriasis mungkin dapat disembuhkan dengan cannabinoid (daun ganja)
Baca Juga: Bisa Dicoba, 3 Tips Ini Ternyata Bisa Bikin Mi Instan Jadi Lebih Sehat
Cara kerjanya menghambat proliferasi keratinosit, yakni pembelahan sel aktif pada sel epidermis utama.
Obat ini akan meredakan peradangan dan potensial untuk pengobatan psoriasis. Selain psoriasis, cannabinoid juga berperan sebagai imunosupresif dan antiinflamasi untuk multiple sclerosis, diabetes, rheumatoid arthritis, dan alergi asma.
Hanya saja, penggunaan cannabinoid menjadi dilema bagi ODPA karena penggunaan ganja dilarang di beberapa negara. (*)