Studi: Kebiasaan Tidak Sarapan Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

 Sarapan penting untuk kesehatan yaitu mengurangi risiko serangan jantung.

Sarapan penting untuk kesehatan yaitu mengurangi risiko serangan jantung.

Sekitar satu dari empat orang pekerja, makan sarapan berenergi tinggi yang mencakup 20% atau lebih jumlah keseluruhan asupan kalori harian mereka.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Mahalnya Biaya Pemeriksaan Emilia Contessa Akibat Tragedi di Tanah Suci, Hingga Tereksposnya Luka Operasi Putri Eugenie dari Kerajaan Inggris

Adapun sebagian besar orang pekerja lainnya, makan sarapan berenergi rendah yang hanya mencakup 5% sampai 20% jumlah keseluruhan asupan kalori harian mereka.

Selanjutnya, 3% orang pekerja lainnya benar-benar melewatkan sarapan sama sekali atau makan sangat sedikit.

Kelompok ini, "Cenderung memiliki kebiasaan makan yang umumnya tidak sehat dan prevalensi faktor risiko kardiovaskular yang lebih tinggi," tulis studi tersebut.

Orang yang melewatkan sarapan ternyata juga memiliki lingkar pinggang lebih besar, indeks massa tubuh yang tinggi, tekanan darah tinggi, lipid darah dan kadar glukosa puasa yang juga tinggi.

Para periset menggunakan teknologi ultrasound untuk memindai  tanda-tanda timbunan lemak di arteri pada orang pekerja yang makan kurang dari 5 % kalori harian yang disarankan saat sarapan pagi.

Baca Juga: Baru Rilis Single, Sunan Kalijaga Sebut Bebby Fey Manfaatkan Atta Halilintar, Padahal Panjat Sosial Bisa Bikin Sakit Jantung

Dari hasil ultrasound tersebut, ditemukan sebuah bukti awal adanya penyakit jantung.