Find Us On Social Media :

dr Terawan Dokter yang Menangani Wiranto, Menggunakan Angiography dari German Untuk Cuci Otak Pasiennya

Wiranto saat mendapatkan penanganan medis di rumah skait, dan dokter Terawan.

GridHEALTH.id - dr. Terawan Agus Putranto kembali menjadi pemberitaan dan perhatian publik karena menangani Wiranto yang menjadi korban penusukan sajam di Pandeglang.

Baca Juga: Terus Menyeka Air Mata di Depan Makam Bayi Kembarnya, Irish Bella Sebut Boleh Hamil Lagi dalam 3 Bulan Mendatang, Para Ahli Berkata Sebaliknya

dr Terawan adalah dokter terkenal, apalagi setelah Kepala RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto ini menemukan terapi cuci otak sebagai penyembuhan penyakit stroke.

Setelah booming berita mengenai program teraoi cucu otak yang ditemukannya, orang-orang pun berbondong-bondong datang ke RSPAD Gatot Subroto. Tepatnya ke ruangan CVV (Cerebro Vascular Center).

Beberapa figur publik bahkan pernah melakukan terapi cuci otak dari Terawan. Seperti mantan Wapres Try Sutrisno, mantan kepala BIN Hendropriyono, tokoh pers Dahlan Iskan beserta istrinya, dan tokoh ternama lainnya.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Dipecat Dari Keanggotan IDI Sekarang Jadi Dokter Utama Wiranto, Hingga Ditinggal Ibu Karena Miningitis Cucu Dewi Yull Berprestasi

Biaya untuk bisa menjalani terapi ini paling murah Rp 30 juta per pasien.

Meskipun disebut bisa memberikan kesembuhan, ada juga kontroversi terkait praktik yang dilakukan Terawan.

Puncaknya, Ikan Dokter Indonesia (IDI) memberikan sanksi berupa pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan, terhitung dari 26 Februari 2018 hingga 15 Februari 2019.

IDI juga mencabut izin praktek dokter yang pernah menerima penghargaan Bintang Mahaputera Naraya tersebut. Dikutip dari Tribunnews, keputusan tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).

Baca Juga: Selalu Tampil Garang, Najwa Shihab Kehilangan Anak Perempuan Akibat Ketuban Bocor Hingga Dirawat Selama 4 Bulan

IDI menilai, Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran. "Bobot pelanggaran dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct. Pelanggaran etik serius," kata Prio Sidipratomo, Ketua MKEK IDI.