Find Us On Social Media :

Sering Sesak Napas Atau Napas Terasa Pendek, Bisa Jadi Derita Hipoventilasi

Hipoventilasi sebabkan napas pendek atau sesak napas.

 

GridHEALTH.id - Bernapas adalah aktivitas yang sangat diperlukan agar dapat bertahan hidup karena oksigen diperlukan oleh setiap sel tubuh.

Baca Juga: Selalu Bawa Alat Bantu Pernapasan Setiap Saat, Komedian Ini Meninggal di Malam Takbiran

Itulah sebabnya, saat kekurangan oksigen, proses metabolisme dan berbagai proses fisiologis organ dapat terganggu.

Salah satu gangguan napas yang dapat timbul adalah ketika kita mengalami sesak napas atau napas terasa pendek.

Hal ini disebut dengan hipoventilasi, yaitu gangguan ketika seseorang bernapas terlalu pendek atau terlalu lambat sehingga pemenuhan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh terjadi sangat lambat.

Gangguan ini dapat muncul bersamaan dengan penyakit pada sistem saluran pernapasan yang menyebabkan seseorang memperoleh oksigen yang terlalu sedikit dan juga disertai kondisi hiperkapnia atau peningkatan kadar karbon dioksida dalam sistem pernapasan.

Hipoventilasi, dapat bersifat akut maupun kronis bergantung kondisi atau gangguan apa yang menyebabkannya.

Baca Juga: Jokowi Resmi Dilantik Jadi Presiden Untuk Jabatan Kedua, Janji Berikan Anggaran Besar Untuk Bidang Kesehatan

Kondisi hipoventilasi dapat dialami siapa saja yang memiliki faktor risiko, baik usia muda maupun lanjut.

Rentang umur paling umum untuk mengalami hipoventilasi adalah sekitar 20-50 tahun. Kaum pria lebih berisiko mengalami hipoventilasi.

Baca Juga: Aries Susanti Sabet Emas dan Pecahkan Rekor Dunia Panjat Tebing, Olahraga yang Baik Untuk Kesehatan Fisik dan Mental

 

Gejala hipoventilasi dapat bervariasi bergantung faktor atau penyakit yang mempengaruhinya. Pada hipoventilasi yang disebabkan gangguan saraf pusat dan obesitas, gejala dari kekurangan oksigen dapat bertambah parah ketika penderita tertidur namun cenderung normal ketika terjaga pada waktu siang hari.

Beberapa gejala khas dari hipoventilasi adalah rasa lelah, sering mengantuk, sakit kepala di pagi hari, pembengkakkan pada kaki, khususnya area tumit, tidak bertenaga ketika bangun tidur di pagi hari, dan sering mengantuk.

Sering terlihat juga adanya perubahan warna kulit menjadi kebiruan akibat hipoksia atau perubahan warna kulit menjadi kemerahan pada penderita obesitas.

Hipoventilasi yang berkaitan dengan gangguan atau penyakit tertentu dapat dicegah dengan menghilangkan faktor risiko seperti obesitas dan gangguan paru.

Baca Juga: Chair Yoga, Gerakan Yoga Paling Aman Untuk Penderita Osteoporosis

 

Penanganan hipoventilasi dapat bervariasi bergantung dengan kondisi yang menyebabkannya. Bila tidak segera ditangani, hipoventilasi juga dapat menyebabkan komplikasi berupa penurunan kemampuan kognitif, depresi dan ganggua emosi, hipertensi, dan gagal jantung. (*)