Find Us On Social Media :

Challenge Gaya Duduk Ngemper ala Jokowi, Tidak Semua Orang Bisa Melakukannya, Kecuali Mereka Ini

Gaya duduk Jokowi ini menjadi challange di jagat Twitter.

GridHEALTH.id – Pemerintahan Jokowi kembali menjadi sorotan.

Lima tahun lalu selain para menterinya yang menjadi sorotan publik, juga gaya salah satu menteri yang nyentrik.

Baca Juga: Kenali Gejala Awal Rematik, Penyakit yang Bikin Sendi Kaku dan Kram di Pagi Hari

Siapa dia? Tidak lain Susu Pudjiastuti, yang kini tidak lagi dipilih menjadi menteri oleh Jokowi.

Sekarang, selain masing-masing individu yang menjadi sorotan, juga beberapa menteri lainnya yang menjadi bahan perbincangan masyarakat, seperti menteri Nadiem Makarim, dr. Terawan, Wishnutama, juga Prabowo Subianto hingga Fachrul Razi, cara duduk Jokowi saat ngemper di tangga teras belakang Istana Merdeka pun menjadi pusat perhatian publik.

Baca Juga: Berita Kesehatan Popular: Tak Jadi Masuk Kabinet Jokowi Justru Istrinya yang Sakit hati, Susi Pudjiastuti Punya Resep Sembuhkan Penyakit Tanpa Obat Kimia

Malah ada yang mengatakan, gara-gara cara duduk ngemper Jokowi saat mengenalkan jajaran menterinya itu, warganet menjadi salah fokus.

Gara-gara cara duduk Jokowi itu pula, di jagat Twitter sampai ada challenge gaya duduk ala Jokowi ngemper.

Ternyata banyak juga yang mencobanya, salah satunya pemilik akun @wahyu493.

Baca Juga: Penting! Semakin Rutin Makan Ikan, Gejala Rematik Semakin Berkurang

Dalam unggahannya, dia mengatakan, “Gw dah coba ujung2nya kram nih kaki.”

Pemilik akun @rifaatu92518841 jujur mengatakan “Sumpah saya gak bisa.Hayo sapa yang bisa??”

Baca Juga: Di-Unfollow @nikitamirzanimawardi_17, Billy Syahputra; “Lu kan Gampang Marah, Gampang Seneng, Gue Bilang Aja Lu Bipolar…”

Ternyata memang susah untuk melakukan gaya duduk seperti yang dilakukan Jokowi.

Tapi kenapa Jokowi bisa melakukannya dengan santai, mudah, dan lama?

Bagaimana penjelasan medis terkait posisi kaki Presiden Jokowi tersebut?

Baca Juga: Usia 42 Tahun Jerinx SID Masih Greng dan Bikin Meledak Nora Alexandra di Atas Ranjang, Obat Kuatnya Jamu;

Penasaran dengan hal ini, Kompas.com menghubungi dr Michael Triangto, SpKO, spesialis dokter kesehatan olahraga.

Menurutnya, "Sepertinya ini kondisi hyperlaxity," ungkap dokter yang akrab disapa Michael itu kepada Kompas.com, Kamis (24/10/2019).

Michael menjelaskan, kondisi hyperlaxity tidak dimiliki semua orang. Ini seperti bakat alami yang sudah ada sejak lahir.

"Hyperlaxity maksudnya terlalu lentur. Hal ini bukan karena latihan tertentu dan tidak ada pada semua orang," terangnya melanjutkan.

Baca Juga: Kata Billy Syahputra Nikita Mirzani Miliki Gangguan Mental, Eh Diakui Oleh yang Bersangkutan

Michael pun menambahkan, hal ini tidak ada kaitannya dengan kaki atau telapak kaki yang terlalu panjang.

Untuk diketahui, hyperlaxity juga terkadang disebut joint hypermobility atau hipermobilitas sendi.

Seseorang yang memiliki hyperlaxity atau hipermobilitas memiliki sendi yang lebih lentur dibanding kebanyakan orang.

Dilansir versusarthritis.org, kondisi ini dibawa sejak lahir dan sudah disadari sejak masih anak-anak.

Namun perlu diketahui, hypermobility atau hyperlaxity bukanlah kondisi medis dan tidak perlu dikhawatirkan.

Baca Juga: Walau Bukan Lagi Menteri Resep Sembuhkan Penyakit Tanpa Obat Kimia Ala Susi Pudjiastuti ini Boleh Dicoba

Seperti dimuat dalam Sage Journal, yang ditulis oleh Howard A. Bird MD, FRCP, L. Barton, BSc, dengan judul Joint Hyperlaxity and its Long-Term Effects on Joints, mengatakan hyperlaxity sendi juga dapat dikaitkan dengan osteoartritis dini tetapi ini tidak selalu demikian.

Hyperlaxity sendi mungkin bermanfaat dalam olahraga tertentu. Terkadang, orang yang memiliki hyperlaxity justru berprestasi di bidang olahraga atau menari.

Namun ada kabar menyedihkan bagi mereka yang mengalami hyperlaxity.

Menurut Hypermobility Clinic, Rheumatology centre, UCL hospitals, London, UK, yang ditulis di ncbi.nlm.nih.gov, nyeri mendominasi kehidupan banyak pasien dengan sindrom hyperlaxity, paling umum adalah Benign Joint Hypermobility Syndrome (BJHS / EDS).

Baca Juga: Waspada, Suhu Panas Diprediksi Akan Berlangsung Hingga 10 Hari Ke Depan! Yuk Lakukan 3 Langkah Ini

Informasi yang sama ditemukan GridHEALTH.id di laman Mayo Clinic, yang intinya menerangkan jika beberapa orang yang memiliki hyperlaxity kerap mengalami nyeri sendi, mudah keseleo, dan risiko mengalami dislokasi.

Bila kita termasuk orang dengan hyperlaxity yang kerap mengalami gejala di atas, disarankan untuk menjalankan terapi fisik yang dapat menguatkan otot-otot di sekitar persendian.(*)