GridHEALTH.id - Bagaimana cara mendeteksi anak kita kecacingan atau tidak sehingga bisa dihilangkan cacingnya dengan menggunakan obat?
Nyatanya, kecacingan atau tidak, anak balita seyogyanya diberikan obat cacing, setidaknya setahun sekali, mengingat aktivitas mereka yang terkadang bermain di luar rumah tanpa alas kaki, atau masih harus diingatkan bila perlu mencuci tangan.
Bagi anak dengan kondisi sehat, obat cacing bisa digunakan mencegah infeksi cacing. Menurut dokter spesialis anak konsultan Ariani Dewi Widodo, obat cacing yang diberikan pada anak (normal) cukup setahun sekali saja.
Namun kadang orangtua khawatir pada anak mereka yang berusia satu tahun apakah boleh memberi obat ini.
Ternyata, tak ada masalah memberi obat cacing pada anak berusia satu tahun. Hal ini terutama ketika anak terkena infeksi cacing, dokter akan merekomendasikan obat oral berupa obat cacing.
"Obat cacing untuk anak usia 1 tahun (yang sehat) boleh sekali. Tidak masalah kok. Jenis obat cacing yang biasa diberikan buat anak namanya Pyrantel. Pemberiannya cukup setahun sekali," Ariani dalam siaran Live Streaming Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI di Jakarta.
Baca Juga: Tak Heran Melly Goeslaw Murka, Ternyata Body Shaming Berdampak Fatal!
Pyrantel umumnya tersedia sangat banyak, terutama di puskesmas. Selain mencegah cacing tumbuh dan berkembang biak di dalam tubuh, obat ini digunakan mengobati infeksi yang disebabkan cacing kremi dan cacing gelang.
Adapun jenis obat cacing lain yang diberikan pada anak, yakni albendazole. Obat ini untuk mengobati infeksi cacing pita dan parasit. Secara umum, pemberian obat cacing untuk anak dari usia 1 tahun sampai ke atas.
Baca Juga: Pemain Timnas U-16 Alfin Lestaluhu Meninggal Dunia Terkena Radang Otak Pasca Gempa Ambon, Kok Bisa ?
Namun Ariani mengingat, untuk mencegah gangguan kesehatan akibat cacing, orangtua jangan hanya mengandalkan obat cacing.
"Orangtua perlu mengajarkan anak pola hidup bersih dan sehat. Ingatkan anak-anak untuk bermain dengan menggunakan alas kaki. Rajin mencuci tangan sebelum makan atau setelah ke kamar mandi. Juga setelah bermain di luar dan memegang benda-benda yang kita anggap kotor," saran Ariani yang sehari-hari berpraktik di RS Anak dan Bunda Harapan Kita Jakarta.
Ariani juga mengingatkan untuk rajin melihat kondisi kuku anak yang perlu dipotong bila terlihat panjang.
Baca Juga: Sindrom Mata Kering Jangan Dianggap Sepele, Bisa Menganggu Saraf di Otak Hingga Timbulkan Migrain
Kebersihan mainan anak juga perlu dijaga. Kebersihan kuku anak juga diperhatikan, potong kukunya bila terlihat panjang. (*)