GridHEALTH.id - Resmi menjadi tersangka atas kasus kepemilikan narkoba sejak Juli 2019, kini pelawak Nunung dan sang suami, Iyan Sambiran menjalani hidupnya di balik jeruji besi.
Hari-hari Nunung dalam penjara pun kabarnya sempat mengalami penurunan kondisi kesehatan.
Seperti beberapa waktu yang lalu, Nunung mengaku mengalami depresi dan cemas hingga didiagnosis mengidap serangan panik.
Diakui Nunung, dirinya sempat bertolak ke Singapura demi mengobati gangguan mental yang dideritanya dalam rentan waktu antara tahun 2015-2016.
Namun tak hanya itu, akibat hal tersebut, Nunung sempat menderita kekurangan oksigen hingga Ia mendapat suntikan puluhan kali.
"Sudah lama, udah 5 tahun yang lalu dulu disuntik itu sampai 20 kali, 12 kali, tapi sekarang sudah enggak (sakit)," ujar Nunung.
Putra kandung komedian Nunung, Bagus Permadi, mengatakan bahwa ibunya pernah kekurangan oksigen di otak dan mengalami depresi.
"Sekitar 2015, sudah 5 tahun yang lalulah. Itu berbarengan sama depresinya itu jadi mama ternyata kekurangan oksigen. Kayak semacam penyumbatan gitu, jadi oksigen yang ada di kepala jalannya enggak lancar," ujar Bagus dalam tayangan infotainment setelah menghadiri sidang tuntutan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (6/11/2019).
Kekurangan oksigen dalam tubuh disebut juga dengan hipoksia.
Melansir laman WebMD, hipoksia terjadi akibat kurangnya oksigen dalam darah yang mengalir ke jaringan-jaraingan untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Meskipun gejalanya dapat bervariasi setiap orang, gejala hipoksia yang paling umum adalah mengalami perubahan warna kulit mulai dari biru menjadi merah ceri, kebingungan, batuk, detak jantung yang cepat, napas cepat, sesak napas, detak jantung lambat, berkeringat, hingga menggigil.
Akibat hipoksia ini, Nunungn pun akhirnya mendapat penanganan khusus.
Baca Juga: Vaksin MMR Perlu Untuk Pria, Cegah Ortitis Akibat Gondongan
"Akhirnya sempat ditembak cairan gitu. Itu mama sempat operasi, jadi mama dimasuki selang dari bagian bawah itu untuk menembakkan cairan ke dalam otaknya, untuk memperlancar aliran darah di bagian otaknya," terang Bagus.
Pengobatan dan perawatan hipoksia memang berbeda-beda sesuai dengan kondisi pasien. (*)
Baca Juga: Blau Dipercaya Dapat Mengobati Gondongan? Eits, Begini Faktanya